Page 281 - A Man Called Ove
P. 281

A Man Called Ove

                “Jadi, ini bukan lelucon?”

                “Ya.”
                “SIM-mu hilang?”

                “Tidak. Aku tidak pernah punya.”
                Otak Ove seakan perlu waktu beberapa saat untuk
            memproses informasi ini, yang baginya benar-benar sulit
            dipercaya.
                “Apa pekerjaanmu?” tanyanya.

                “Apa hubungannya dengan SIM?” jawab Parvaneh.
                “Jelas itu sangat berhubungan dengan SIM.”
                “Aku agen perumahan.”

                Ove mengangguk. “Dan tidak punya SIM?”
                “Ya.”
                Ove menggeleng-gelengkan kepala dengan serius, seakan
            itulah puncak dari menjadi manusia yang tidak memikul
            tanggung jawab apa pun. Kembali Parvaneh menyunggingkan
            senyum kecil menggodanya, meremas kantong kentang
            goreng kosong, dan membuka pintu.

                “Lihatlah dengan cara seperti ini, Ove: Apakah kau benar-
            benar menginginkan orang lain yang mengajariku menyetir
            di area permukiman?”
                Parvaneh keluar dari mobil dan berjalan ke tong sampah.
            Ove tidak menjawab. Dia hanya mendengus.
                Jimmy muncul di ambang pintu. “Aku boleh makan di
            dalam mobil?” tanyanya dengan sepotong ayam mencuat
            dari mulutnya.




                                       276
   276   277   278   279   280   281   282   283   284   285   286