Page 293 - A Man Called Ove
P. 293

A Man Called Ove

            untuk mengenyahkan kepedihan. Seperti yang dilakukan
            oleh perempuan generasinya. Seolah-olah mereka berdiri di
            ambang pintu setiap pagi dan bertekad mengusir kepedihan
            dari dalam rumah dengan sapu. Dengan lembut dia meraih
            bahu Rune dan menuntunnya ke kursi roda di samping jendela
            ruang duduk.

                “Halo, Ove,” ulang Anita dengan suara ramah sekaligus
            terkejut, ketika dia kembali ke pintu. “Ada yang bisa dibantu?”
                “Kau punya seng bergelombang?” tanya Ove.

                Anita tampak kebingungan. “Seng gelombang?”
            gumamnya, seakan hanya laut yang punya gelombang.
                Ove    mendesah     dalam-dalam.    “Astaga,   seng
            bergelombang.”
                Kebingungan Anita tidak tampak berkurang sedikit pun.
            “Apakah aku seharusnya punya?”

                “Rune pasti punya di gudangnya,” jawab Ove sambil
            mengulurkan sebelah tangan.
                Anita mengangguk. Mengambil kunci gudang dari
            dinding dan meletakkannya di tangan Ove.
                “Seng. Bergelombang?” tanyanya lagi.

                “Ya,” jawab Ove.
                “Tapi kami tidak punya atap seng.”
                “Apa hubungannya?”

                Anita menggeleng. “Ya … ya, mungkin tidak ada
            hubungannya, tentu saja.”
                “Orang selalu punya sedikit seng lembaran,” kata Ove,
            seakan hal ini tidak perlu diperdebatkan lagi.


                                       288
   288   289   290   291   292   293   294   295   296   297   298