Page 291 - A Man Called Ove
P. 291

A Man Called Ove

            dari pintu terlebih dahulu. Dia memandang foto Sonja di
            dinding. Sonja tertawa kepadanya. Mungkin mati bukanlah
            sesuatu yang teramat sangat penting sehingga tidak bisa
            menunggu satu jam lagi, pikir Ove. Lalu dia mengikuti si
            kucing ke jalanan.

                Dia pergi ke rumah Rune, dan perlu beberapa menit
            sebelum pintu itu terbuka. Terdengar suara menyeret pelan
            dari dalam, lalu kunci pintu diputar, seakan ada hantu yang
            mendekat sambil menyeret rantai tebal. Ketika akhirnya pintu
            terbuka,Rune berdiri di sana, memandang Ove dan si kucing
            dengan tatapan kosong.
                “Kau punya seng bergelombang?” tanya Ove tanpa
            membiarkan adanya waktu untuk berbasa-basi.

                Rune menatapnya serius selama satu atau dua detik,
            seakan otaknya sedang berjuang mati-matian untuk
            menghasilkan ingatan.
                “Seng bergelombang?” tanyanya kepada diri sendiri,
            seakan merasakan kata-kata itu, seperti seseorang yang
            baru saja terbangun dan sedang berjuang mati-matian untuk
            mengingat apa yang dimimpikannya.
                “Seng bergelombang, ya, benar,” jawab Ove sambil
            mengangguk.

                Rune memandangnya atau, lebih tepatnya, memandang
            lurus menembusnya. Mata Rune berkilau seperti kap mobil
            yang baru saja dipoles. Dia tampak kurus dan bungkuk;
            jenggotnya kelabu, cenderung putih. Inilah lelaki tangguh
            yang dulu selalu mendatangkan sedikit rasa hormat, tapi
            kini pakaiannya menggantung longgar di tubuh. Dia telah


                                       286
   286   287   288   289   290   291   292   293   294   295   296