Page 306 - A Man Called Ove
P. 306

Fredrik Backman

                  Remaja itu seakan hendak mengucapkan sesuatu, tapi tidak
              mendapat kesempatan sebelum Ove mengguncang-kibaskan
              tubuh bagian atasnya, seakan berupaya menyingkirkan lebah
              yang keras kepala.

                  “Astaga, dasar anak bawang! Tidak tahukah kau tahu
              soal mobil?”
                  Remaja itu menggeleng. Ove mendesah panjang dan
              meletakkan sebelah tangan di kening, seakan mendadak
              terserang migrain.

                  “Dan bagaimana caramu membawa sepeda itu ke kafe,
              jika kau tidak punya mobil?” tanya Ove pada akhirnya, jelas
              berjuang memulihkan ketenangan.
                  “Itu … belum kupikirkan,” jawab remaja itu.
                  Ove menggeleng-gelengkan kepala. “Renault? Ya
              ampun ….”

                  Remaja itu mengangguk. Ove menggosok-gosok mata
              dengan frustrasi.
                  “Kalau begitu, di mana kafe sialan tempatmu bekerja
              itu?” gumamnya.
                  Dua puluh menit kemudian, Parvaneh membuka pintu
              depan rumahnya dengan terkejut. Ove sedang berdiri di luar,
              memukul-mukul tangannya sendiri dengan tongkat kertas
              sambil menerawang.

                  “Kau punya salah satu rambu hijau itu?”
                  “Apa?”
                  “Kau harus punya salah satu rambu hijau itu jika sedang
              belajar menyetir. Punya atau tidak?”



                                        301
   301   302   303   304   305   306   307   308   309   310   311