Page 310 - A Man Called Ove
P. 310
Fredrik Backman
Pelajaran menyetir itu tidak dimulai dengan begitu
baik. Atau, tepatnya, pelajaran itu dimulai dengan Parvaneh
mencoba memasuki Saab dengan membawa sebotol jus
bersoda. Seharusnya dia tidak berbuat begitu. Lalu dia
mencoba mengotak-atik radio Ove untuk mencari “stasiun
yang lebih menghibur”. Seharusnya dia juga tidak berbuat
begitu.
Ove memungut surat kabar dari lantai mobil,
menggulungnya, dan mulai memukul-mukulkannya ke tangan
dengan gelisah, seperti memainkan versi bola-remas yang
lebih agresif. Parvaneh mencengkeram setir dan memandang
panel instrumen seperti anak kecil yang penasaran.
“Dari mana kita memulai?” tanyanya bersemangat,
setelah akhirnya setuju untuk menyerahkan jusnya.
Ove mendesah. Si kucing duduk di kursi belakang dan
tampak seakan berharap setengah mati seandainya kucing
tahu cara mengenakan sabuk pengaman.
“Tekan pedal koplingnya,” kata Ove sedikit muram.
Parvaneh memandang ke sekeliling kursi, seakan mencari
sesuatu. Lalu, dia memandang Ove dan tersenyum manis.
“Yang mana koplingnya?”
Wajah Ove dipenuhi ketidakpercayaan.
Parvaneh memandang ke sekeliling kursi lagi, berpaling
ke arah perangkat sabuk pengaman di sandaran kursi, seakan
bisa menemukan kopling itu di sana. Ove memegang kening.
Ekspresi wajah Parvaneh langsung masam.
“Sudah kubilang aku ingin SIM untuk mobil bertransmisi
otomatis! Mengapa kau menyuruhku memakai mobilmu?”
305