Page 314 - A Man Called Ove
P. 314

Fredrik Backman

              mendadak, dia melepaskan semuanya dan menyembunyikan
              wajah di tangan.

                  “Astaga … kini kau menangis?” tanya Ove takjub.
                  “SIALAN! AKU TIDAK MENANGIS!” raung Parvaneh
              dengan air mata menciprati dasbor.

                  Ove bersandar dan menunduk memandangi lututnya.
              Meraba-raba ujung tongkat kertasnya.
                  “Ini sangat menegangkan, kau mengerti?” Parvaneh
              tersedu-sedu dan menyandarkan kening pada setir, seakan
              berharap setir itu empuk dan berbulu. “Aku sedang HAMIL!
              Aku hanya sedikit TERTEKAN, tidak adakah orang yang
              menunjukkan sedikit pengertian terhadap perempuan hamil
              sialan yang sedang sedikit TERTEKAN?!”
                  Ove bergerak-gerak tidak nyaman di kursi depan.
              Parvaneh meninju setir beberapa kali, menggumamkan
              sesuatu mengenai betapa yang diinginkannya hanyalah
              “minum sedikit limun sialan,” menjatuhkan lengan ke
              atas setir, membenamkan wajah ke lengan baju, dan mulai
              menangis lagi.

                  Jip di belakang mereka membunyikan klakson hingga
              kedengarannya seakan kapal feri Finlandia hendak menabrak
              mereka. Lalu, Ove kehilangan kesabaran. Dia membuka pintu,
              keluar dari mobil, berjalan perlahan-lahan menuju jip itu,
              dan membuka paksa pintu depannya.
                  “Kau tidak pernah belajar menyetir atau apa?”
                  Pengemudi itu tidak punya waktu untuk menjawab.






                                        309
   309   310   311   312   313   314   315   316   317   318   319