Page 384 - A Man Called Ove
P. 384
Fredrik Backman
jambu. Dan, jika ada satu hal yang disetujui Rune dan Ove,
tak peduli seberapa seringnya mereka bermusuhan pada masa
itu, maka hal itu adalah pendapat bahwa siapa pun yang
pada saat itu menghuni rumah tetangga pasti cenderung
sangat tolol.
Pada akhir 1980-an, rumah itu dibeli oleh lelaki yang
tampaknya semacam manajer bank—sebagai “investasi”. Ove
mendengarnya sesumbar kepada agen perumahan. Lalu lelaki
itu menyewakan rumah itu kepada serangkaian penyewa pada
tahun-tahun berikutnya. Pada suatu musim panas, rumah
itu disewakannya kepada tiga pemuda yang melakukan
upaya lancang untuk menjadikannya sebagai zona bebas
bagi serangkaian pecandu narkoba, pelacur, dan penjahat.
Pesta-pesta berlangsung sepanjang waktu, pecahan kaca dari
botol-botol bir memenuhi jalan setapak kecil di antara rumah-
rumah bagaikan confett i, dan musik membahana begitu keras
hingga foto-foto di ruang duduk Sonja dan Ove berjatuhan.
Ove pergi ke sana untuk mengakhiri gangguan itu, tapi
para pemuda itu mengolok-oloknya. Ketika Ove menolak
untuk pergi, salah seorang dari mereka mengancamnya
dengan pisau. Keesokan harinya, ketika Sonja mencoba
memberi mereka pengertian, mereka menjulukinya “nenek
lumpuh”. Malamnya, mereka memainkan musik lebih keras
lagi, dan ketika dengan putus asa Anita berdiri di luar dan
meneriaki mereka, mereka melemparkan botol yang melayang
masuk lewat jendela ruang duduk Anita dan Rune.
Dan jelas itu gagasan yang sangat buruk.
Ove langsung mulai menyusun rencana pembalasan
dendam dengan meneliti aktivitas keuangan induk semang
379