Page 385 - A Man Called Ove
P. 385
A Man Called Ove
para pemuda itu. Dia menelepon para pengacara dan aparat
pajak untuk menghentikan penyewaan rumah itu, dan
dia bermaksud untuk pantang mundur walaupun harus
membawa kasusnya “hingga sialan jauhnya ke Mahkamah
Agung”, seperti yang dikatakannya kepada Sonja. Namun
Ove tidak sempat melaksanakan gagasan itu.
Larut malam pada suatu hari, dia melihat Rune berjalan
menuju area parkir dengan kunci mobil. Ketika kembali,
Rune membawa kantong plastik yang isinya tidak bisa
dipastikan oleh Ove. Lalu, keesokan harinya, polisi datang
dan memborgol ketiga pemuda itu serta menuduh mereka
memiliki sejumlah besar narkoba yang, setelah polisi
menerima informasi anonim, ditemukan di gudang mereka.
Ove dan Rune sama-sama berdiri di jalanan ketika hal itu
terjadi. Mata mereka bertemu. Ove menggaruk-garuk dagu.
“Aku bahkan tidak tahu di mana tempat membeli narkoba
di kota ini,” kata Ove serius.
“Di jalanan di belakang stasiun kereta api,” kata Rune
dengan tangan di dalam saku. “Setidaknya itulah yang
kudengar,” imbuhnya sambil menyeringai.
Ove mengangguk. Mereka berdiri sambil tersenyum di
sana, dalam keheningan, untuk waktu yang lama.
“Mobil lancar?” tanya Ove pada akhirnya.
“Selancar arloji Swiss,” jawab Rune sambil tersenyum.
Setelah itu, mereka berbaikan selama dua bulan. Lalu,
tentu saja, mereka berselisih kembali soal sistem pemanas.
Namun seperti kata Anita, rasanya menyenangkan ketika
perdamaian berlangsung.
380