Page 41 - A Man Called Ove
P. 41
A Man Called Ove
suaranya menggema di antara rumah-rumah. Si kucing duduk
saja di sana memandang Ove. Lalu hewan itu berdiri dengan
santainya, seakan sengaja menunjukkan bahwa dia bukannya
pergi gara-gara Ove, tapi karena ada hal-hal yang lebih baik
untuk dilakukan, lalu menghilang di belokan.
Ove memutuskan untuk tidak bercerita tentang si kucing
kepada istrinya, mengira istrinya hanya akan mengomelinya
karena mengusir hewan itu. Seandainya istrinya yang
berkuasa, seluruh rumah akan dipenuhi gelandangan, tak
peduli mereka berbulu atau tidak.
Ove mengenakan setelan biru tuanya dan mengancing kan
kemeja putihnya hingga kancing teratas. Istrinya menyuruh
Ove membiarkan kancing teratas terbuka jika dia tidak sedang
memakai dasi. Ove memprotes bahwa dia bukan gelandangan
yang menyewakan kursi lipat, lalu sengaja mengancingkan
kemejanya hingga kancing teratas. Ove mengenakan arloji
penyok tuanya, arloji yang diwarisi Dad dari ayahnya ketika
berusia sembilan belas tahun. Arloji yang lalu diwariskan
kepada Ove setelah ulang tahun keenam belasnya, beberapa
hari setelah ayahnya meninggal.
Istri Ove menyukai setelan itu. Dia selalu mengatakan
Ove tampak begitu tampan jika mengenakannya. Seperti orang
waras mana pun, Ove berpendapat, hanya orang sok pamer
yang mengenakan setelan terbaik pada hari kerja. Namun
pagi ini dia memutuskan untuk membuat pengecualian. Dia
bahkan mengenakan sepatu hitam resminya, yang dikilapkan
dengan semir sepatu secukupnya.
36