Page 42 - A Man Called Ove
P. 42
Fredrik Backman
Sebelum pergi keluar, ketika sedang mengambil jaket
musim gugur dari pengait di lorong, Ove melayangkan
pandangan menerawang pada koleksi mantel istrinya. Dia
bertanya-tanya, bagaimana mungkin manusia semungil itu
bisa memiliki begitu banyak mantel musim dingin? “Jika kau
berjalan menembus kumpulan mantel ini, kau nyaris bisa
berharap mendapati dirimu berada di Narnia,” canda salah
seorang teman istri Ove pada suatu ketika. Ove sama sekali
tidak paham perempuan itu bicara apa, tapi dia memang
setuju kalau mantelnya banyak sekali.
Ove melangkah keluar rumah sebelum siapa pun yang
tinggal di jalanan itu terbangun. Berjalan menuju area parkir.
Membuka garasinya dengan kunci. Dia punya remote control
untuk pintu itu, tapi tak pernah memahami kegunaannya.
Orang jujur bisa saja membuka pintu itu secara manual. Dia
membuka pintu mobil Saab-nya, juga dengan kunci. Sistem
ini selalu bekerja dengan sempurna, tidak ada alasan untuk
mengubahnya. Dia duduk di kursi pengemudi dan memutar
tombol pencari stasiun radionya setengah putaran ke depan,
lalu setengah putaran ke belakang, sebelum membetulkan
semua kaca spion. Seperti yang dilakukannya setiap kali
memasuki mobil Saab-nya. Seakan seseorang telah secara
rutin memasuki Saab itu dan iseng mengubah semua kaca
spion dan stasiun radio Ove.
Ketika menyetir melintasi area parkir, dia melewati
perempuan-asing-hamil tetangganya. Perempuan itu sedang
menggandeng tangan putrinya yang berusia tiga tahun. Si
Kerempeng berambut pirang berjalan di sebelahnya. Mereka
bertiga melihat Ove dan melambaikan tangan dengan ceria.
37