Page 48 - A Man Called Ove
P. 48

Fredrik Backman

              sudah terparkir dengan aman, dengan santainya Ove berbelok
              memasuki tempat parkir yang satu lagi.

                  Jendela samping Mercedes itu dipenuhi ludah
              ketika melintas sehingga Ove bahkan tidak bisa melihat
              pengemudinya. Dia melangkah keluar dari Saab dengan
              penuh kemenangan, bagaikan gladiator yang baru saja
              membantai lawannya. Lalu, dia memandang Toyota itu.
                  “Oh, sialan,” gumamnya jengkel.

                  Pintu mobil Toyota itu terbuka lebar.
                  “Hai!” sapa si Kerempeng riang sambil melepaskan diri
              dari sabuk pengaman di kursi pengemudi. “Halo, halo!” sapa
              istrinya dari sisi lain Toyota, sambil menggendong anak
              mereka yang berusia tiga tahun.
                  Dengan menyesal, Ove menyaksikan Mercedes itu
              menghilang di kejauhan.

                  “Terima kasih untuk tempat parkirnya! Sialan! Sangat
              luar biasa!” Wajah si Kerempeng berseri-seri.
                  Ove tidak menjawab.
                  “Siapa sih namamu?” tanya si gadis tiga tahun.

                  “Ove,” jawab Ove.
                  “Namaku Nasanin!” ujar gadis itu senang.
                  Ove mengangguk kepadanya.

                  “Dan, aku Pat—” Si Kerempeng mulai bicara.
                  Namun Ove sudah berbalik pergi.
                  “Terima kasih untuk tempat parkirnya,” teriak Si Perem-
              puan-Asing-Hamil.




                                         43
   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53