Page 55 - A Man Called Ove
P. 55
A Man Called Ove
generasinya tidak pernah disiapkan secara memadai untuk
dunia yang orang-orangnya bicara mengenai hal-hal yang
mereka lakukan, walaupun tampaknya hal-hal itu tidak lagi
patut untuk dilakukan.
Kini, orang berdiri di luar rumah mereka yang baru
saja direnovasi dan membanggakannya seakan mereka
membangunnya sendiri dengan tangan telanjang, walaupun
sebenarnya mereka sama sekali tidak mengangkat obeng.
Dan, mereka bahkan tidak mencoba untuk berpura-pura
menyangkalnya. Mereka membanggakannya! Tampaknya,
tidak ada lagi nilai dalam kemampuan memasang papan-
papan lantai sendiri, atau merenovasi ruangan yang
bermasalah dengan kelembapan, atau mengganti ban-ban
mobil untuk musim dingin. Dan jika kau bisa pergi membeli
segalanya begitu saja, apa nilai semua kerepotan itu? Apa
nilai seorang manusia?
Teman-teman istrinya tidak bisa mengerti mengapa
istrinya itu bangun setiap pagi dan secara sukarela memutuskan
untuk menghabiskan waktu seharian bersamanya. Ove juga
tidak bisa mengerti. Dia membuat lemari buku untuk istrinya,
dan istrinya mengisi lemari itu dengan buku-buku karya orang
yang menuliskan perasaan mereka hingga berlembar-lembar.
Ove memahami hal-hal yang bisa dilihat dan disentuhnya.
Semen dan beton. Kaca dan baja. Perkakas. Hal-hal yang
bisa dicari jawabannya. Dia memahami sudut tegak lurus
dan manual instruksi yang jelas. Model dan gambar rakitan.
Hal-hal yang bisa digambarkan di kertas.
Ove adalah lelaki hitam-putih.
50