Page 59 - A Man Called Ove
P. 59
A Man Called Ove
kau peroleh,” jelasnya dulu. “Jika kau memperlakukan mesin
dengan hormat, dia akan memberimu kebebasan; jika kau
berperilaku seperti bajingan, dia akan merampas kebebasan
itu darimu.”
Untuk waktu lama Ove tidak punya mobil sendiri, tapi
pada 1940-an dan 1950-an, ketika para bos dan direktur di
jawatan kereta api mulai membeli kendaraan mereka sendiri,
dengan segera tersebar desas-desus di kantor bahwa lelaki
pendiam yang bekerja di rel kereta api itu patut dikenal
sebagai ahli mesin. Ayah Ove tidak pernah menyelesaikan
sekolah dan tidak terlalu memahami hitung-hitungan dalam
buku-buku sekolah Ove. Namun, dia memahami mesin.
Ketika putri direktur menikah dan mobil pengantinnya
mogok, alih-alih memindahkan mempelai perempuan ke mobil
lain dan mengantarnya ke gereja, ayah Ove dipanggil. Lelaki
itu datang bersepeda sambil mengangkut kotak perkakas
yang begitu berat di bahunya sehingga perlu dua lelaki untuk
mengangkat kotak itu ketika dia turun dari sepeda.
Apa pun yang jadi masalah ketika ayah Ove tiba, sudah
tidak ada lagi ketika lelaki itu bersepeda pulang. Istri direktur
mengundang ayah Ove ke resepsi pernikahan. Namun lelaki
itu mengatakan, tidaklah pantas duduk bersama orang-orang
elegan, orang yang lengan bawahnya ternoda begitu banyak
minyak sehingga noda itu seakan menjadi bagian alami
dari warna kulitnya. Namun dengan senang hati dia akan
menerima sekantong roti dan daging untuk bocah laki-laki di
rumah, katanya. Ove baru saja berusia delapan tahun. Ketika
ayahnya menyiapkan makanan pada malam itu, dia merasa
seakan sedang menghadiri perjamuan istana.
54