Page 61 - A Man Called Ove
P. 61
A Man Called Ove
menunjukkan segala yang perlu diketahui mengenai monster
ajaib yang kini terparkir di kebun mereka itu.
Dia duduk di kursi pengemudi selama setengah malam,
dengan bocah laki-laki itu di pangkuan, menjelaskan
bagaimana semua bagian mekanisnya terhubung. Dia bisa
menjelaskan setiap sekrup, setiap selang kecil. Ove belum
pernah melihat lelaki yang sebangga ayahnya malam itu.
Usianya delapan tahun, dan malam itu, dia memutuskan
untuk tidak pernah mengendarai mobil apa pun selain Saab.
Setiap kali mendapat libur pada hari Sabtu, ayah Ove
membawanya ke pekarangan, membuka kap mobil, dan
mengajarinya nama berbagai bagian beserta fungsinya. Pada
hari Minggu mereka pergi ke gereja. Bukan karena salah
seorang dari mereka sangat antusias akan Tuhan, tapi karena
ibu Ove selalu bersikeras soal itu. Mereka duduk di bagian
belakang, masing-masing menatap petak di lantai hingga
kebaktian berakhir.
Dan, sejujurnya, mereka menghabiskan lebih banyak
waktu untuk merindukan ibu Ove dibanding memikirkan
Tuhan. Bisa dibilang itulah waktu untuk ibu Ove, walaupun
perempuan itu tidak lagi berada di sana. Setelah itu, mereka
akan berkendara jauh ke pedesaan dengan Saab. Itulah bagian
favorit Ove setiap pekan.
Tahun itu, agar Ove tidak berkeliaran sendirian di seputar
rumah, dia juga mulai ikut bersama ayahnya bekerja di
emplasemen kereta api seusai sekolah. Itu pekerjaan kotor
dan bayarannya payah. Namun, seperti yang dulu biasa
digumamkan ayahnya, “Itu pekerjaan yang jujur dan layak
dilakukan.”
56