Page 66 - A Man Called Ove
P. 66
Fredrik Backman
terkendali di rel. Ove hanya mendapat peninggalan sebuah
mobil Saab, sebuah rumah bobrok yang terletak beberapa
kilometer di luar kota, dan sebuah arloji tua yang penyok.
Dia tidak pernah bisa menjelaskan dengan baik hal yang
terjadi kepadanya pada hari itu. Namun dia berhenti menjadi
bahagia. Dia tidak bahagia selama beberapa tahun setelah itu.
Pada saat pemakaman pendeta ingin bicara dengan
Ove mengenai panti asuhan, tapi lelaki itu segera tahu
bahwa Ove tidak dibesarkan untuk menerima derma.
Saat itu pula, Ove menjelaskan kepada pendeta, dia tidak
perlu disediakan tempat di bangku gereja pada kebaktian
Minggu di masa-masa mendatang. Ini bukan karena Ove
tidak memercayai Tuhan, jelasnya kepada pendeta. Namun
karena dalam pandangannya, Tuhan seakan sedikit mirip
dengan kepayahan.
Keesokan harinya, Ove pergi ke kantor gaji di jawatan
kereta api dan menyerahkan kembali gaji ayahnya untuk sisa
bulan itu. Perempuan-perempuan di kantor itu tidak mengerti,
jadi Ove harus menjelaskan dengan sabar bahwa ayahnya
meninggal pada tanggal enam belas, dan jelas tidak akan
bisa datang dan bekerja selama empat belas hari berikutnya
pada bulan itu. Dan, karena ayahnya menerima pembayaran
gaji di muka, Ove datang mengembalikan sisanya.
Dengan bimbang, perempuan-perempuan itu memper-
silakan Ove duduk dan menunggu. Setelah kira-kira lima
belas menit, direktur keluar dan mendapati bocah laki-laki
aneh berusia enam belas yang duduk di kursi kayu di koridor
dengan membawa amplop gaji mendiang ayahnya. Direktur
tahu sekali bocah laki-laki ini.
61