Page 58 - A Man Called Ove
P. 58

Fredrik Backman

              memar-memar akibat sabetan gesper ikat pinggang. Namun
              Ove tidak pernah merasakannya. “Dalam keluarga ini kita
              tidak berkelahi,” kata ayahnya, dulu. “Tidak dengan satu
              sama lain ataupun dengan orang lain.”

                  Ayah Ove sangat disukai di tempatnya bekerja. Dia
              pendiam, tapi baik hati. Ada beberapa orang yang mengatakan,
              lelaki itu “terlalu baik”. Ove ingat betapa, sebagai anak, dia
              tidak pernah memahami bagaimana hal itu bisa menjadi
              sesuatu yang buruk.
                  Lalu Mum meninggal. Dan Dad menjadi semakin
              pendiam. Seakan ibu Ove membawa pergi segelintir kata
              yang dimiliki ayahnya.

                  Jadi, Ove dan ayahnya tidak pernah bicara secara
              berlebihan, tapi mereka saling menyukai. Mereka duduk
              dalam keheningan di masing-masing sisi meja dapur, dan
              punya cara-cara untuk terus menyibukkan diri.
                  Setiap dua hari sekali, mereka meletakkan makanan untuk
              keluarga burung yang tinggal di dalam pohon membusuk di
              belakang rumah. Ove paham mengenai pentingnya hal itu
              dilakukan setiap dua hari sekali. Dia tidak tahu mengapa,
              tapi itu tak masalah.
                  Pada malam hari mereka menyantap sosis dan kentang.
              Lalu bermain kartu. Mereka tidak pernah hidup mewah, tapi
              selalu berkecukupan.

                  Kata-kata yang tersisa pada ayahnya hanyalah mengenai
              mesin (tampaknya, ibu Ove merasa puas menyisakan kata-
              kata ini). Lelaki itu bisa menghabiskan banyak waktu ketika
              membicarakan mesin. “Mesin memberimu apa yang patut


                                         53
   53   54   55   56   57   58   59   60   61   62   63