Page 157 - Bisikan Ombak - by Suci Harjono
P. 157
15
Vonis Dokter
Sakit Sutriani semakin parah. Hampir setiap saat Sutriani batuk
dengan cukup keras dan berturut-turut seakan tidak pernah berhenti.
Dadanya terasa semakin sesak dan berat. Berulangkali Sutriani harus
menahan sakit yang teramat sangat saat batuk mulai menyerangnya.
Bahkan sudah sebulan ini Sutriani sering mengeluarkan darah saat
batuk. Ia tidak pernah menceritakan kondisinya kepada Daud. Ia hanya
mengatakan nyeri dada, lemas, sering kecapekan dan sering demam.
Sutriani tidak mau menambah beban pikiran Daud. Kebetulan juga
Daud selalu sibuk sebagai panitia pembangunan daseng Sario. Hampir
setiap hari Daud menyempatkan diri untuk pergi ke daseng. Praktis
waktu dirumah semakin berkurang. Sutriani tidak pernah menyalahkan
suaminya karena tahu persis Daud senang berorganisasi dan berkumpul
dengan teman-temannya. Saat muda Daud sudah senang ketemu dan
gobrol banyak hal dengan nelayan. Tidak ada alasan baginya untuk
melarang Daud terlibat menjadi panitia. Toh setiap malam Daud masih
pergi melaut. Nafkah untuk keluarga tidak pernah tersendat.
Beberapa hari yang lalu saat dibawa kontrol ke puskesmas, dokter
memberikan rujukan agar Sutriani dibawa ke rumah sakit. Peralatan dan
pengobatan Pusksmas sudah tidak mampu lagi menanggani penyakitnya.
Penyakit Sutriani harus di obervasi lebih lanjut oleh dokter spesialis.
Daud mengantar Sutriani ke Rumah Sakit Umum Daerah.
Pemeriksaan tidak bisa berjalan dengan cepat. Butuh waktu yang
cukup lama karena banyak rangkaian pemeriksaan yang harus dijalani
Sutriani. Dokter terlihat cukup berat untuk menyampaikan kepada Daud
kondisi Sutriani, tetapi dokter minta Sutriani harus mengikuti semua
pemeriksaan.
Sutriani menjalani ronsten paru-paru. Dari hasil pemeriksaan,
dokter curiga penyakit Sutriani mengarah ke kanker. Dokter minta agar
Sutriani menjalani perawatan di Rumah Sakit. Kondisi tubuhnya butuh
penanganan segera.
Bisikan Ombak_ Suci Harjono_sucihan03@gmail.com 157