Page 60 - Bisikan Ombak - by Suci Harjono
P. 60
mencari informasi tentang harga lemari seperti yang dia punya, dan
ternyata dihargai jutaan rupiah, karena termasuk barang antik. Hanya
lemari itulah barang berharga di rumah tua mereka, Daud tidak pernah
berniat untuk menjual lemari tersebut. Lagipula tidak mudah menjual
barang antik. Kalau beruntung bisa bertemu dengan pembeli, tetapi
kalau tidak ya sulit untuk menjualnya. Lemari ini akan kuwariskan ke
anak-anak, hanya inilah satu-satunya barang yang bisa kita berikan ke
anak-anak, kata Daud kepada Sutriani. Daud tidak menjelaskan kepada
anak yang mana, karena lemari hanya satu sementara anak mereka ada
tiga orang.
Sutriani memijit-mijit kakinya yang terasa pegal dan capek,
setelah tidak bisa kembali tidur. Olesan balsem cukup mengurangi
rasa capek dan pegal. Ia kembali mencoba tidur, tetapi matanya tidak
mampu terpejam. Kantuk justru menghilang. Rasa pusing mampu
mengusir kantuknya. Ia berharap Yossi segera bangun, karena sebentar
lagi subuh. Dan saat mentari pagi menampakkan sinarnya, biasanya
Daud sudah menepi bersama ketitingnya. Sutriani gelisah memikirkan
hasil tangkapan ikan Daud tadi malam. Uang sekolah, tunggakan kredit
dari Ali, hutang di warung Eli dan Sakti, dan kebutuhan sehari-hari.
Kepalanya semakin terasa pusing memikirkan beragam kebutuhan yang
minta segera untuk dipenuhi.
Sutriani sangat menghargai Eli dan Sakti. Dua orang pemilik
warung di ujung Kampung Malalayang. Selama ini mereka sering
membantu keluarganya. Ia sering berhutang sembako dan terkadang
baru di bayar setelah satu minggu, bahkan pernah hutangnya menumpuk
dan baru di bayar dalam sebulan.
Warung Eli menyediakan kebutuhan sehari-hari termasuk beras.
Dengan persediaan dagangan yang lumayan banyak, Eli tidak keberatan
untuk memberikan pinjaman kepada warga nelayan Malalayang.
Terkecuali untuk keluarga tertentu yang seringkali menunda kesepakatan
untuk membayar hutang. Memang ada tetangga Sutriani yang kurang
mampu dalam mengatur penghasilan suami dari melaut, sehingga sering
kesulitan dalam membayar hutang.
Sutriani lain, ia tetap berusaha membelanjakan uang dengan
60 Bisikan Ombak_ Suci Harjono_sucihan03@gmail.com