Page 102 - RBDCNeat
P. 102
pengeluaran yang semakin bertambah. Akhirnya Mama
memutuskan untuk pindah berdagang di rumah dengan harga
pasar hingga membuat Mama mengalami kerugian kembali.
Apalagi pemilik toko di pasar sering mendatangi Mama ke
rumah untuk menagih utang. Mama kembali terlilit utang
kepada orang lain. Aku kerap merasa sedih karena sering
ditinggal Mama untuk mencari uang.
Pernah suatu saat di bulan Ramadan aku harus berbuka
puasa sendiri di rumah. Padahal biasanya Mama selalu
menyiapkan hidangan berbuka puasa untukku. Ketika
adzan Magrib berkumandang, Mama belum juga pulang
ke rumah karena mencari uang. Rasanya sedih sekali hati
ini. Meski aku ditemani uwa yang tinggal serumah dengan
kami, tetap berbeda rasanya tanpa ditemani Mama. Apalagi
uwa juga punya keluarga, otomatis berbuka puasa bersama
keluarganya. Akhirnya aku harus rela berbuka puasa dengan
ditemani air mata yang mengalir di pipi.
“Belajar dari pengalaman itu sangat
pnting, agar tidak terjerumus pada
lubang yang sama”
Ketika hutang Mama menumpuk, Mama pun memutuskan
untuk kembali bekerja di Arab Saudi. Apalagi ada kakaknya
Mama yang bersedia merawatku. Setidaknya, Mama merasa
tenang untuk meninggalku di Indonesia.
Dengan air mata di pipi, aku pun harus merelakan
66 | Roda Berputar dalam Cahaya