Page 169 - RBDCNeat
P. 169
siap direpotkan oleh Dini, tapi untuk sahabat-sahabat yang
besok akan ikut ke Garut, siap-siap saja diberi kesempatan
untuk mendapatkan pahala dari Dini.” Mendengar komentar
dari Kang Suhud, rasanya malu sekali hati ini. Padahal aku
sendiri bukan siapa-siapa.
Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba. Tepat hari Ahad
tanggal 28 Oktober, saatnya aku mulai berkemas untuk
persiapan untuk pergi ke Garut. Pukul 04.00 Wib., tiba-tiba
paman yang biasa mengantarku harus keluar rumah dulu
untuk mengantarkan sesuatu. Padahal aku harus sudah
berada di studio radio MQFM pukul 07.00 pagi. Berarti aku
harus berangkat dari rumah pukul 0600. Kalau paman harus
pergi dulu pukul 04.00 diperkirakan baru pulang pukul 06.00.
Itu pun kalau tidak macet. Aku sempat bingung, mungkin
inilah ujian untukku. Namun, aku tetap berharap agar aku
jadi pergi.
Setelah menunaikan shalat
subuh, aku bergegas mandi.
Saat aku keluar dari kamar
mandi, tiba-tiba aku terpeleset
dan jatuh. Mama langsung
menghampiriku, “Hati-hati
Neng, jalannya pelan-pelan,
jangan cepat-cepat! Ini yang
Ibu takutkan kalau Enneng banyak berpergian dengan orang
lain.” kata Mama sambil membantuku berdiri.
Aku jadi sedikit murung karena memikirkan perkataan
Mama tadi. “Aku juga tidak ingin sering jatuh. Ya Allah, jika
Roda Berputar dalam Cahaya | 133