Page 172 - RBDCNeat
P. 172
“Enggak, enggak merepotkan kok. Nanti pulangnya kami
antar lagi ke sini." Jawab Bu Yuyu ramah.
Sebelum berangkat, aku tidak lupa mencium tangan Ibu.
begitu masuk mobil, ternyata di dalamnya sudah ada seorang
perempuan. Kami pun saling berkenalan.
“Aku Siti. Aku sering mendengar suara Dini di radio
MQ.” kata seorang perempuan dengan ramah dan sambil
mengulurkan tangannya.
Aku pun menyambutnya dengan senyuman. Meski baru
pertama kali bertemu tapi kami bisa berbincang akrab dan
hangat layaknya dua sahabat lama. Banyak sekali pertanyaan
yang Teh Siti ajukan kepadaku. Ada satu pertanyaan yang
Teh Siti ajukan kepadaku yang membuat jadi malu sendiri,
“Din, bagaimana tips-nya agar tetap semangat?” Malu sekali
rasanya mendapatkan pertanyaan seperti itu. Aku tidak
bisa menjawabnya dengan banyak kata-kata, aku hanya
menyambut pertanyaannya dengan senyumman.
Selama dalam perjalanan, Ibu Yuyu beberapa kali
mengangkat telepon yang ternyata dari teman-teman yang
mau ikut ke Garut. Rupanya mereka sudah menunggu
di MQFM. Lalu, Ibu Yuyu berkata kepadaku dan Teh Siti,
“Mungkin sudah pada tidak sabar ingin segera berangkat.”
Aku dan Teh Siti hanya tersenyum.
Aku jadi merenung sendiri, “Kenapa Ibu Yuyu mau repot-
repot menjemputku ke rumah, sedangkan yang lain harus
menunggu di radio MQFM sejak pukul 07.00 pagi. Seandainya
aku tidak ikut, pasti tidak ada yang dirugikan. Malah jadi lebih
136 | Roda Berputar dalam Cahaya