Page 13 - TERE LIYE
P. 13

rombongan  Bapak-bapak  dengan  anak  remaja  laki-laki,
             berangkat beberapa menit kemudian setelah karung-karung
             bibit siap.

             "Kau  tidak  ikut,  Amel?"  Damdas,  teman  sekelas  Kak  Eli,
             bertanya basa-basi.

             "Memang  sebaiknya  tidak  perlu  ikut."  Lamsari  yang
             menjawab, tertawa.

             "Eh?" Damdas menoleh.


             "Iyalah. Ladang Mang Dullah itu jauh, Kawan. Anak kecil
             seperti  Amel  pasti  merepotkan,  paling  minta  digendong.
             Mana makannya paling banyak, menghabiskan bekal."

             Aku  hampir  menimpuk  Lamsari  dengan  sandal  jepit.
             Beruntung,  salah  satu  orang  dewasa  lebih  dulu  meneriaki
             mereka  agar  segera  membawa  karung  benih.  Mentang-
             mentang  mereka  lebih  besar  dan  diajak,  aku  bersungut-
             sungut.

             Kecil-kecil begini aku pernah diajak Paman Unus masuk ke
             hutan yang lebih jauh dari ladang Mang Dullah. Dan meski
             betisku baret kena duri, badanku digigit nyamuk, tidak sekali
             pun aku merepotkan Paman. Bahkan Paman bilang, "Kau
             benar-benar anak yang kuat, Amel."

             Rombongan terakhir yang menuju ke ladang Mang Dullah
             hilang di ujung jalan beberapa menit kemudian.

             Aku  menghembuskan  napas  panjang.  Masih  melamun  di
             teras  rumah  panggung.  Setengah  jam  berlalu  setelah
             rombongan menyebar benih pergi.



             13 | www.bacaan-indo.blogspot.com
   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18