Page 14 - TERE LIYE
P. 14

"BURLIAN!!  PUKAT!!"  Suara  Kak  Eli  memotong
             hembusan napasku. Memecah suara gerimis, "Kalian mau
             ke mana?"

             "Main, Kak."

             Kak Burlian menahan tawa. Ia lari menuruni anak tangga.
             Menyusul di belakangnya, Kak Pukat.

             "Hei! Kalian tidak boleh ke mana-mana! Mamak menyuruh
             kalian membereskan tumpukan kayu bakar."


             Kak Eli mengejar dari ruang tengah.

             "Nanti-nanti  saja,  Kak."  Kak  Pukat  yang  menjawab
             sekarang.  Terlihat  sekali  mereka  bergegas,  bahkan  tidak
             sempat menyambar topi anyaman.

             "HEII!"  Suara  Kak  Eli  terdengar  galak,  "Kerjakan
             sekarang!"

             "Tidak  mau.  Kakak  saja  yang  kerjakan."  Kak  Burlian
             tertawa.

             Mereka  berdua  sudah  menyentuh  gerbang  pagar,  semakin
             cepat.


             Aku yang duduk di teras rumah menonton Kak Pukat dan
             Kak  Burlian  yang  berhasil  lolos,  lari  menjauh.  Tertawa
             melambaikan  tangan  kepada  Kak  Eli.  Mereka  masing-
             masing membawa perahu otok-otok.


             Kak  Eli  tersengal.  Menatap  dua  sigung  itu  dari  kejauhan.
             Pastilah  sengaja  sekali  mereka  berdua  menunggu
             kesempatan kabur. Mengintip berkali-kali, memastikan Kak


             14 | www.bacaan-indo.blogspot.com
   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19