Page 19 - TERE LIYE
P. 19

Pukul dua belas lebih? Bukannya baru beberapa menit aku
             membaca?

             "Memangnya  ini  sudah  pukul  dua  belas  lebih,  ya,  Kak?
             Aduh, kok, Amel tidak mendengar suara adzan."

             Kak  Eli  menghembuskan  napasnya,  berusaha  menahan
             marah.

             "Baik.  Sekarang,  kau  segera  makan  siang,  Amel.  Lantas
             shalat.  Mamak  akan  lebih  marah  lagi  kalau  tahu  kau
             terlambat  makan  dan  shalat.  Kakak  akan  mencari  dua
             sigung  itu  di  kolam  belakang  sekolah.  Sudah  sesiang  ini
             mereka  tidak  pulang-pulang  juga.  Main  kelamaan,  sengaja
             benar mencari-cari masalah."

             Aku menunduk, tidak berkomentar.

             "Kau dengar Kakak, hah?"

             "Iya, Kak." Aku menelan ludah.


             "Kau  harus  sudah  selesai  mengepel  lantai  saat  Kakak
             pulang nanti, Amel. Kerjakan segera setelah selesai shalat.
             Jangan menunda-nunda pekerjaan."

             Kak  Eli  melangkah  cepat  menuruni  anak  tangga,  hendak
             menyusul Kak Burlian dan Kak Pukat.

             Sebenarnya  kalau  aku  mau  memperhatikan,  Kak  Eli
             sepanjang  hari  ini  sudah  sabar  sekali.  Dia  belum
             menjewerku  seperti  biasa  kalau  aku  susah  disuruh.  Tapi
             karena suasana hatiku sedang sebal karena tidak diajak ke
             ladang Mang Dullah, juga karena bosan disuruh-suruh Kak
             Eli,  aku  sama  sekali  tidak  mendengarkan  Kak  Eli.


             19 | www.bacaan-indo.blogspot.com
   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24