Page 27 - Filosofi dan Teori Pendidikan Vokasi Dalam Menciptakan Peserta Didik Menghadapi Dunia Kerja - First Wanita
P. 27
sendiri, lepas dari akal pikiran yang mengetahui.
Pengalaman kita berjalan terus, dan segala yang kita
anggap benar dalam pengalaman senantiasa berubah,
karna dalam praktiknya apa yang kita anggap benar
dapat dikoreksi oleh pengalaman berikutnya. Oleh
karena itu, tidak ada kebenaran yang mutlak, yang ada
hanya kebenaran-kebenaran, yaitu kebenaran yang ada
dalam pengalaman yang khusus, yang setiap saat dapat
diubah oleh pengalaman berikutnya.
Pragmatisme juga berpandangan bahwa metode
intelligent merupakan cara ideal untuk memperoleh
pengetahuan. Kita mengerti segala sesuatu dengan
penempatan dan pemecahan masalah. Intelegensi
mengajukan hipotesis untuk memecahkannya. Hipotesis
yang mampu memecahkan masalah secara gemilang
adalah hipotesis yang menjelaskan fakta-fakta dari
masalah tersebut.
Untuk dapat memecahkan masalah-masalah sosial
dan perorangan yang paling penting, diharapkan
menerapkan logika sains pada pengalaman yang
problematis. Menurut John Dewey, yang dikemukan oleh
Waini Rasyidin (1992: 144), dalam menerapkan konsep
pragmatisme secara eksperimental dalam memecahkan
masalah hendaknya melalui lima tahapan, yaitu:
1. Indeterminate situation, timbulnya situasi
ketegangan di dalam pengalaman yang perlu
dijabarkan secara spesifik
2. Diagnosis, artinya timbul upaya mempertajam
masalah sampai pada menentukan faktor-faktor
yang diduga menyebabkan timbulnya masalah.
17