Page 26 - KATA PENGANTAR
P. 26
21
perlu lagi diadakan pemisalan U dan dV, tetapi cukup
mengumpulkan bentuk sejenis tersebut kedalam bentuk
satu ruas yaitu ruas kiri, sehingga untuk soal diatas
menjadi:
3X
3X
3X
3X
e sin X dX + 9 e sin X dX = – e cos X + 3e sin X
3X
10 e sin X dX = e 3X ( 3 sin X – cos X ) + C
3X
e ( 3 sin X – cos X )
3X
e sin X dX = + C
10
Integrasi Permbagian / Pecahan Parsial
Yang dimaksud integrasi pembagian/pecahan parsial pada
bagian ini adalah integrasi dari suatu bentuk pembagian/pecahan
yang tidak termasuk kedalam bentuk baku yang sudah dikenal
sebelumnya dan juga pembilang pecahan tersebut bukan
merupakan turunan (derivative) dari penyebutnya. Pecahan-
pecahan yang dimaksud disini adalah khusus pecahan-pecahan
aljabar, misalnya :
2
X+1 X
dX , dX dan sebagainya.
2
2
X –3X+2 ( X–2 )( X +1 )
Untuk menyelesaikan persoalan semacam ini, maka bentuk
pecahan tersebut terlebih dahulu harus diubah dengan cara
menyatakannya ke dalam pecahan parsialnya, yaitu sejumlah
pecahan aljabar yang lebih sederhana sehingga memungkinkan
untuk dapat diintegralkan dengan lebih mudah.
Ada beberapa kaidah pecahan parsial, yaitu :
1). Pembilang dari fungsi yang diberikan harus mempunyai
derajad yang lebih rendah dari pada derajat penyebutnya.
2). Faktorkanlah penyebutnya menjadi faktor-faktor primanya.