Page 22 - modul pelatihan meri
P. 22
4. Merancang
Ada banyak pengakuan bahwa pendekatan berbasis desaiin
memberikan konteks bagi TPACK gauru untuk muncul selama
pengembanggan profesional guru karena mereka mensinteisis
pertimbangan teknologi, pedagogis, dan konten menjadi solusi
terintegrasi TIK yang koheren (Koehler, Mishra, & Yahya, 2007;
Kohler, Mishra, & Yahya, 2007; Kohler, Mishra, & Yahya, 2007;
Kohler, Mishra, & Yahya, 2007; Koh & Divaharan, 2013). Alih-
alih memberikan solusii yang dirancang kepada guru, pendekatan
sepertiitu memperlakukan guru sebagai pencipta pengetahuan
untukpraktik kelas mereka. Pendekatan seperti itu juga
memungkinkan guru untuk menjadi pembelajar abad ke-21 itu
sendiri. Oleh karena itu, peluaang untuk merancang dan
menyempurnakan ide pembelajaran menjadi penting untuk
mendukung pengembangan TPACK-21CL.
Sebuah tinjauan literatur menemukan kelangkaan studi
TPACK di Indonesia. Beberapa studi pengembangan profesionalTIK
guru menunjukkan bahwa ada berbagai tingkat kompetensi TIK di
antara guru iIndonesia (Widodo & Riandi, 2013). Diharapkan juga
bahwa guru mungkin tidak terbiasa dengan dimensi TPACK-21CL
karena penggunaan TIK untuk penyajiankonten sangat dominan
bahkan di dalam lembaga pendidikan guru di Indonesia (Yusuf,
2016). Ini menunjukkannbudaya pedagogis yaang berpusat pada guru
yang mengajar.
Hasil studi perlu diinterpretasikan terhadap konteks
implementasinya. Prerferensi guru Indonesia untuk pengajaran
tatapmuka (Widodo & Riandi, 2013) mempengaruhi kecepatan guru
beradaptasi dengan sifat fasilitatif lokakarya. Ukurian kelas besar 80
menciiptakan tekanan pada kapasitas jaringan tempat pelatihan.
14 Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis ‘TPACK’