Page 89 - Design and Control of PV Hybrid System in Practice_REEP (GIZ)[7407]
P. 89
Gambar 7-2 Konfigurasi sistem DC-Coupling
39
Selain itu, terdapat juga sistem PLTS dengan konfigurasi DC-Coupling seperti yang dapat dilihat pada
Gambar 7-2. Agar dapat terhubung ke utilitas yang merupakan sistem AC, perlu dilakukan
penyesuian topologi menjadi PLTS dengan AC-coupling. Pada sistem DC-coupling daya dari PC dan
baterai dibatasi oleh kemampuan inverter baterai sehingga fleksibilitas desain PV dan baterai lebih
rendah karena keduanya dibatasi oleh inverter yang sama. Untuk menyambungkan sistem ke utilitas
dan meningkatkan fleksibilitas dalam pengembangannya, sebaiknya sistem PV dan baterai ini dipisah
sehingga masing-masing memiliki inverter yang terhubung khusus. Dengan demikian,
pengembangan sistem PV tidak lagi dibatasi oleh kapasitas inverter baterai karena aliran daya untuk
masing-masing modul PV maupun baterai akan melalui inverter masing-masing sebelum terhubung
ke Jaringan AC.
Kemampuan migrasi dari sistem PLTS off-grid ke on-grid ditentukan oleh kemampuan inverter yang
dipakai untuk melakukan sinkronisasi tegangan dan frekuensi dengan jaringan utilitas. Selain itu,
algoritma kendali dan perangkat keras kendali harus disesuaikan dengan kebutuhan sistem pada
operasi on-grid.
39 Bagus Ramadhani, ‘Instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya Dos & Don’ts’, 2018, 277.
Pedoman Rancangan PLTS Hibrida untuk Island Grid | 79