Page 145 - FIKIH_MA_KELAS X_KSKK_2020
P. 145

7.  TRANSAKSI JUAL BELI YANG DILARANG

                      a.  Iḥtikār (Menimbun)
                         Iḥtikār adalah menimbun makanan pokok  yang dibeli ketika waktu mahal untuk

                         dijual  kembali  dengan  harga  yang  lebih  mahal  setelah  masyarakat  sangat
                         membutuhkan. Iḥtikār hukumnya haram. Berdasarkan sabda Rasulullah Saw.:
                                                                                              َ ا
                                                                                                        َ
                                                                                          ٌ
                                                                                                     َ ْ َ
                                                                                                  ُ
                                                                             َ  )دمحأَهاور(َئطاخَلَّإَركتحيَلَّ
                                                                                                 ِ ِ
                                                                                           ِ

                            “Tidak menimbun kecuali orang yang durhaka (berdosa)”. (HR. Ahmad)
                                                        َ ْ ْ  َ  َ ْ  ُ  ُ َ َ  َ ْ ُ َ َ  َ َ ْ ْ  ُ ْ َ  َ َ  َ َ ْ ْ َ
                                                                 ُ
                                        )هجامَنباَهاور(َسًفلْاوَماذجلابَاللهَهبرضَمهماعطَنيملسلْاَىلعَركتحِاَنم
                                                                                       ِ ِ
                                                                    ِ
                                                     ِ
                                                          ِ
                                                              ِ
                            “Barang siapa yang menimbun makanan orang-orang Islam, maka Allah Swt.
                            akan membuatnya (berpenyakit) kusta dan bangkrut”. (HR. Ibn Majah)

                          Iḥtikār (penimbunan) haram jika memenuhi lima hal:
                          1)  Makanan yang ditimbun adalah makanan pokok, baik makanan pokok manusia
                              atau  makanan  pokok  hewan.  Mengecualikan  selain  makanan  pokok,  maka
                              tidak  dinamakan  iḥtikār.  Menurut  mażhab  Maliki,  penimbunan  juga  haram
                              pada setiap perkara yang menjadi kebutuhan manusia dalam keadaan darurat.

                          2)  Makanan pokok  yang ditimbun  didapatkan dengan cara membeli.  Jika tidak
                              didapatkan dengan cara membeli seperti hasil panen maka tidak haram.

                          3)  Pembelian dilakukan ketika harga makanan pokok mahal. Maka tidak haram

                              jika pembelian dilakukan ketika harga murah.
                          4)  Setelah  ditimbun,  dijual  kembali  dengan  harga  yang  lebih  mahal.  Jika

                              penimbunan atas dasar  untuk  dikonsumsi pribadi  atau keluarga sendiri, atau
                              untuk  dijual  lagi  namun  tidak  dengan  harga  yang  lebih  mahal  maka  tidak

                              haram.

                          5)  Penjualan  setelah  penimbunan  dilakukan  ketika  keadaan  masyarakat  sangat
                              membutuhkan. Jika tidak demikian maka tidak haram.

                       b.  Najsy
                            Najsy  adalah  menawar  barang  dengan  cara  meninggikan  harga  bukan  karena

                           ingin membeli tapi untuk menipu orang lain.
                       c.  Saum ‘Alā As-Saum

                           Yaitu menawar atas tawaran orang lain. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah Saw.:
                                                                                   َ
                                                                                           َ
                                                                                           َ ُ ُ ا ُ ْ ُ َ َ
                                                                                 ْ
                                                                                      ْ َ
                                                                   َ  )ملسمَهاور(َهيخأَموسَىلعَلجرلاَموسيَلَّ
                                                                                ِ ِ ِ


                                                                                           FIKIH X    133
   140   141   142   143   144   145   146   147   148   149   150