Page 40 - Echos2
P. 40

menegaskan peran tersebut dalam kehidupan individu.  Ia memohon

               kepada Roh ketika ia berdoa untuk perdamaian dan persatuan dalam
               kehidupan komunitas.  Ia juga menyebut Roh Kudus berbicara melalui

               Kitab  Suci,  Bapa-bapa  Gereja  dan  Konsili-konsili  Gereja.    Namun,  ia
               tidak  banyak  berkata-kata.    Hal  ini  cukup  luar  biasa,  karena  Louisa,

               kolaborator  terdekatnya,  berbicara  lagi  dan  lagi  tentang  Roh,  yang
               justru menggerakkan Calvet untuk mencirikan spiritualitasnya sebagai

               "pneumo-sentris."

               Orang  mendapat  kesan  bahwa,  dalam  pengalaman  Vinsensius,
               permohonan kepada Roh Kudus sering kali datang dari mereka yang

               ingin melakukan apa yang ingin mereka lakukan, bukan dari apa yang

               diminta  oleh  atasan  mereka.    Pada  tanggal  12  November  1656,  ia
               menyuruh  Pierre  le  Clerc  untuk  membaca  bab  ke-15  dari  Imitasi

               Kristus.    "Kamu  akan  melihat  di  sana  bahwa  tidak  semua  keinginan,
               betapapun baiknya, selalu berasal dari Roh Kudus dan bahwa kamu jauh

               dari sikap acuh tak acuh atau pasrah yang diajarkan oleh Roh Kudus."
                                                                                                         55
               Vinsensius berkata tentang dirinya sendiri: "Saya adalah seorang anak

               yang taat."      Orang merasakan bahwa ia lambat dalam menegaskan
                             56
               roh-roh yang berpikiran mandiri.            57




               Dalam Hidupnya, Louisa Memiliki Fokus Yang Teguh Pada Pentakosta

               Jauh sebelum berdirinya Daughters of Charity, Louisa memiliki fokus

               khusus pada Roh Kudus.  Pada tanggal yang tidak diketahui, dia menulis
               "Aturan Hidup di Dunia," di mana dia menyatakan: "Saat bangun tidur,

               semoga pikiran pertamaku adalah Tuhan ... Aku akan memohon rahmat


               55  CCD VI, 146.
               56  CCD I, 501.
               57  Jean-Jacques Olier, whom both Vinsensius and Louisa knew well, referred constantly to the Spirit, so much so
               that one of his present-day biographers, Michel Dupuy, entitled his work Se laisser à l’Esprit (Given to the Spirit).
               Olier even interpreted his terrible psychological crisis of 1639-41, a profound depression, in that light.  Looking
               back, he stated, “I had to confess: It is the Spirit of God.”  By way of contrast to Olier’s “Given to the Spirit,” a
               constant refrain in Vinsensius’s talks and writings is “Given to God.”  He often added phrases such as “to serve
               him in the person of the poor.”   This is so characteristic of Vinsensiusian spirituality that it has become the title
               of the current Constitutions of the Daughters of Charity: “Given to God for the Service of the Poor”.  Addressing
               the Daughters on October 22, 1650, Vinsensius said to them: “If someone asks you who you are, say to him that   40
               you are poor Daughters of Charity and that you are given to God for the service of the poor” (cf. CCD IX, 432).
               Remarkably, combining Vinsensius’s and Olier’s approaches, late in her life Louisa used the phrase “Reasons for
               Giving Oneself to God in Order to Receive the Holy Spirit” (cf. SW, p. 817).
   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45