Page 137 - LITERASI-BUKU-SEBAGAI-SARANA-MENUMBUHKAN-KEPRIBADIAN-PESERTA-DIDIK-YANG-UNGGUL
P. 137
123
Idang: Menciptakan Panggung
Cita-cita saya mau jadi pelukis
karena saya gemar melukis
saya ingin dikagumi orang
Semoga saja saya sudah besar
ROSDA
Saya sukses jadi pelukis amin
Semoga Allah berkehendak
doa kan saya ya…..
(Idang, 16 tahun)
Idang seorang anak laki-laki pendiam. Sifat pendiamnya
ini menjadi menonjol karena ia banyak bergaul dengan teman-
teman perempuan. Di saat teman-teman perempuannya
berceloteh, ia banyak mendengarkan dan tersenyum. Sesekali
dia bercanda akrab dan melontarkan lelucon. Teman-temannya
menikmati candaan Idang. Oleh teman-temannya, ia disebut
‘si gay.’ Idang tak terlihat keberatan dengan sebutan ini. Dia
tersenyum saja mendengarnya.
Julukan ‘gay’ bagi Idang adalah penanda yang
membedakan Idang dengan anak laki-laki yang beraktivitas di
‘seberang. ’‘Sini’ dan ‘seberang’ dipisahkan oleh garis diagonal
imajiner yang membelah perempatan Pasundan. Daerah ‘sini’
mewadahi aktivitas anak-anak ngamen, ngelap, dan ngasong
yang diawasi oleh ibu-ibu mereka yang duduk menggerombol