Page 132 - LITERASI-BUKU-SEBAGAI-SARANA-MENUMBUHKAN-KEPRIBADIAN-PESERTA-DIDIK-YANG-UNGGUL
P. 132
118
Dalam wawancara dengan beberapa kakak tutor, mereka
menyampaikan keprihatinan mereka terhadap masa depan
anak-anak ini, dan bahwa pendidikan—dalam bentuk ijazah
ujian persamaan—adalah salah satu metode untuk memberikan
kecakapan selain beraktivitas di jalanan. Kecakapan ini, salah
satunya, merujuk kepada keterampilan yang akan anak-anak
ini dapatkan saat mereka bekerja di pabrik.
Penerimaan di pabrik ditengarai merupakan salah satu
ROSDA
solusi dari permasalahan yang dikhawatirkan oleh para tutor,
yaitu child trafficking. Lazimnya, begitu menginjak usia 15
tahun, remaja tidak lagi beraktivitas di jalanan. Selain karena
‘malu’—sebagaimana pengakuan beberapa dari mereka—pada
usia ini tanggung jawab ekonomi mereka kepada keluarga
lebih besar. Mereka mulai mencari pekerjaan yang lebih
tetap. Yang memiliki ijazah SD dapat melamar pekerjaan ke
pabrik-pabrik di sana. Yang tidak mempunyai ijazah, sering
memilih jalan pintas; menerima tawaran untuk bekerja di
luar Jawa meskipun tanpa informasi yang jelas tentang jenis
pekerjaan dan tempat bekerja. Tawaran ini menggiurkan
karena tidak mempersyaratkan apapun selain kemauan. Agen
yang menawarkan pekerjaan biasanya merupakan kerabat
jauh atau tetangga yang tinggal di area Pasundan. Hal ini
yang menyebabkan fenomena child trafficking ini sebagai
ancaman yang dekat dengan keseharian anak-anak ini.
Memberikan akses kepada mereka untuk mendapatkan ijazah
SD merupakan salah satu cara yang dianggap efektif untuk
memberdayakan mereka dan memperkuat posisi tawar dan
benteng pertahanan mereka dalam menghadapi trafficking.