Page 135 - LITERASI-BUKU-SEBAGAI-SARANA-MENUMBUHKAN-KEPRIBADIAN-PESERTA-DIDIK-YANG-UNGGUL
P. 135
121
Pada kegiatan literasi anak jalanan, menulis kreatif—
mengolah ide sendiri menjadi tulisan melalui kegiatan
merefleksikan pengalaman dan berpikir melalui tulisan—
terjadi secara minimal. Keterampilan menulis untuk
mengungkapkan gagasan dan berkomunikasi belum menjadi
fokus kecakapan yang dikembangkan dengan serius. Menulis,
pada konteks anak-anak jalanan yang berpartisipasi pada
penelitian ini, hanya bertujuan untuk memenuhi kecakapan
literasi yang sangat dasar, yaitu mampu menuliskan kata-kata
dengan ejaan yang benar. Kecakapan ini yang dibutuhkan
anak-anak ini untuk lulus dari ujian Paket A, demi selembar
ijazah yang memungkinkan mereka untuk melamar pekerjaan
di pabrik-pabrik agar mereka terentaskan dari kehidupan di
jalanan. ROSDA
Rasa kebersamaan dalam proses menulis dan rasa
kepemilikan terhadap tulisan sendiri yang rendah—terlihat
dari fakta bahwa anak merelakan tulisannya untuk dicontoh,
dan mereka bebas memberikan ide, saran, dan mendiskusikan
isi tulisan bersama—amat berbeda dengan diskursus
kepenulisan yang dianut di sekolah formal. Pada kegiatan
literasi di sekolah, terutama yang berlangsung di belahan
dunia Barat, kegiatan menulis secara perlahan dialihkan dari
berorientasi kepada produk (ejaan, tata bahasa, dan struktur
kalimat) ke orientasi kepada proses (dikenal dengan ERR= Edit
Revise Rewrite). Pada kegiatan menulis yang berorientasi proses
ini, penulis merujuk kepada guru atau tutor untuk merevisi
tulisan mereka. Selain itu, mereka juga diberi daftar periksa
editing agar mereka dapat mengedit tulisan mereka secara
mandiri. Masukan tutor atau daftar periksa ini dapat mencakup