Page 139 - LITERASI-BUKU-SEBAGAI-SARANA-MENUMBUHKAN-KEPRIBADIAN-PESERTA-DIDIK-YANG-UNGGUL
P. 139
125
Ketika menulis, Idang melakukannya dengan serius. Ia
terlihat berpikir keras dan tak banyak bercakap, kecuali ketika
harus menjawab percakapan teman. Salah satu narasi Idang
yang lalu ditirukan oleh teman-temannya adalah menciptakan
dialog dengan pembaca, “Doakan saya ya...” Gaya narasi
ini melibatkan pembaca secara aktif seolah-olah berbincang
dengan mereka.
Bercita-cita ingin jadi pelukis, Idang menciptakan
ROSDA
panggung di mana ia dapat ‘dikagumi orang.’ Ungkapan ini
menarik menilik sifatnya yang cenderung pendiam. Di balik
sifatnya itu, terpendam keinginan untuk mengesankan orang
lain melalui karya. Tulisan tentang cita-cita, dengan demikian
menjembatani konstruksi identitas Idang dari seseorang yang
menarik diri—dengan sikap pendiamnya—kepada diri sosial,
yaitu sosok yang memiliki penggemar dan dikagumi. Diri
sosial ini juga tampak pada tulisan Santi, figur panutan lain
dalam pergaulan kelompok anak-anak ini.
Kosakata Akademik Santi
Cita-cita saya ingin menjadi dokter
karena saya ingin membantu rakyat
yang sedang sakit begitu pula Aku ingin
menjadi polwan karena sudah banyak
rakyat-rakyat yang sedang banyak realiti
di dunia ini. Saya kesian sama bangsa
Indonesia karena manusia-manusia yang