Page 52 - LITERASI-BUKU-SEBAGAI-SARANA-MENUMBUHKAN-KEPRIBADIAN-PESERTA-DIDIK-YANG-UNGGUL
P. 52
38
Area Pasundan mewadahi keluarga-keluarga yang tinggal
dalam rumah-rumah petak yang tersembunyi di gang-gang,
saling menindih satu sama lain. Tidak bernomor (nomor
menjadi tidak penting karena warga jarang mendapatkan surat
dan kebanyakan tidak memiliki kartu identitas kependudukan)
rumah-rumah itu terdiri dari satu ruang yang berfungsi
sebagai ruang keluarga, ruang tidur, sekaligus dapur. Kamar
mandi umum—seandainya penuh, mereka menggunakan
ROSDA
sungai untuk membuang hajat—sebagaimana area duduk
di depan gang kecil, adalah ruang publik yang digunakan
secara kolektif. Ibu-ibu mengobrol sambil mengasuh bayi,
atau menemani si kecil yang membuang hajat di selokan.
Ruang publik ini berfungsi seolah halaman bersama;
halaman tempat bercengkrama yang merentang hingga ke
perempatan Pasundan, yang berjarak sekitar seratus meter
dari area pemukiman. Di perempatan ini,
lampu merah adalah penanda
aktivitas. Merah adalah waktu
bekerja; hijau adalah saat
bermain, mengobrol, dan
bercanda. Waktu dalam konsepsi anak-anak ini
terkonstruksi dalam aktivitas yang mereka pilih sendiri.
Ruang—bagian jalanan yang aman dan bagian di sebelah sana
yang enggan mereka dekati—adalah bagian dari mekanisme
mereka untuk menjaga diri. Konsepsi ruang dan waktu ini
tentu tak terpahami dengan metode pengambilan data yang
positivistik. Pertanyaan demografis seperti alamat rumah,
pekerjaan orangtua, dan jumlah anggota keluarga yang