Page 75 - LITERASI-BUKU-SEBAGAI-SARANA-MENUMBUHKAN-KEPRIBADIAN-PESERTA-DIDIK-YANG-UNGGUL
P. 75
61
dan mewawancarai para mantan BMI di Indonesia dan yang
masih bekerja di Hong Kong. Selain itu, etnografi virtual
juga dilakukan melalui jaringan media sosial (rincian metode
ini diuraikan di bawah). Seperti di banyak studi etnografi,
penelitian saya mencoba untuk membuat analisis mendalam
dari praktik literasi BMI. Pendapat dan pernyataan para
partisipan dalam penelitian saya tidak dimaksudkan untuk
mewakili mayoritas anggota komunitas yang saya teliti.
ROSDA
Perlu saya sampaikan bahwa penelitian etnografik tentang
praktik literasi BMI ini tidak bebas nilai. Konteks budaya dan
sosial praktik literasi BMI perlu diungkap untuk memastikan
bahwa otoritas penafsiran makna tidak hanya berada di tangan
peneliti (Clifford dan Marcus 1986). Selain itu, posisi sosial
dan latar belakang saya juga ikut berperan dalam membentuk
perspektif pengamatan saya.
Bagian etnografik dari penelitian saya dilakukan di
Indonesia dan Hong Kong selama dua bulan dari Desember
2012-Januari 2013. Saya membagi partisipan penelitian ke
dalam beberapa kelompok berdasarkan jenis praktik literasi
BMI yang saya amati. Partisipan utama adalah BMI yang
masih bekerja di Hong Kong atau telah menyelesaikan
kontrak mereka dan kembali ke Indonesia pada saat penelitian
lapangan saya lakukan. Selain itu, saya juga mewawancarai
sekelompok masyarakat untuk menggali persepsi mereka
tentang praktik literasi BMI.
Dari awal saya sudah menyadari adanya stereotip
masyarakat terhadap sosok BMI. Mereka sering dianggap
sebagai orang yang kurang terdidik dan ‘ndeso.’ Masyarakat
juga lebih sering menggunakan istilah TKW untuk mengacu