Page 27 - Rencana & Cerita Pendek Lainnya
P. 27
“Aku sudah memakan adikmu sebagai pembuka, dan
sekarang menu utamanya sudah hadir,” katanya
menyeringai.
“Bangsat!” kataku sambil bersiap mengayunkan tongkat
besiku ke arah kepalanya.
Tiba-tiba saja badanku tersedot oleh sesuatu yang sangat
kuat, membawa tubuhku melayang meninggalkan
tempat itu.
Kelebat cahaya membentuk rangkaian garis beraneka
warna tak beraturan yang memantulkan ekspresi
wajahku yang kaget sekaligus tidak siap. Di hadapanku
ada sebuah lubang hitam menganga yang menarikku
masuk ke dalamnya, menelanku perlahan hingga yang
tersisa hanyalah kegelapan pekat.
“Waktumu sudah habis,” kata suara itu.
Perlahan aku mencoba mengumpulkan kesadaranku,
membuka kelopak mataku, menatap rangkaian kabel
yang menancap di tubuhku.
Pria itu mencabuti satu persatu kabel yang terhubung ke
berbagai titik di tubuhku.
“Mengapa kamu menarik aku keluar begitu saja? Aku
bahkan belum selesai!” kataku dengan marah.
24