Page 28 - Rencana & Cerita Pendek Lainnya
P. 28
“Saya hanya mengikuti protokol dari atas. Waktu habis,
maka kamu harus berhenti dan menunggu isi ulang daya
mesin sebelum kembali melanjutkannya,” jawab pria itu.
“Mana Yana? Seharusnya dia ikut bermain di skenario
tadi bersamaku,” tanyaku kepada pria itu.
“Yana?” ia terlihat kebingungan.
“Yang ada di kapsul di sebelahku ini,” kataku sambil
menunjuk ke kapsul yang kosong di sebelahku.
“Dia sudah mati. Energi otaknya tidak lagi mampu
mengimbangi. Sudah diperingatkan untuk bangun dan
menyuntikkan nutrisi ke tubuhnya, tapi ia terlalu acuh,
dan inilah akibatnya,” jawab pria itu.
Aku bangkit ke posisi duduk dan meraih ampul berisikan
nutrisi yang sudah terhubung ke alat suntik. Aku
menancapkan jarumnya ke pembuluh darah di lipatan
siku dalamku, dan menghela napas panjang.
Pria itu tampak mengutak atik sejumlah tombol di sisi
kapsul tempatku berada.
“Bolehkah menambahkan waktunya sedikit lebih lama?”
tanyaku.
“Kamu tahu aturannya, simulasi ini hanya boleh bertahan
selama setahun, lalu setiap orang diwajibkan bangun dan
menerima suntikan nutrisi sebelum melanjutkan
25