Page 67 - Matinya Seorang Anak Muda di Negeri Ini & Cerita Pendek Lainnya
P. 67

transisi  ruang  masuk  rumah  ke  ruang  tamu.  Aku  tak
               hentinya mengumpat dalam hati, ini keluarga kaya yang
               super  beruntung,  perabotan  mewah  yang  ada  di
               sekelilingku, layar televisi yang berukuran hampir seperti
               kasur yang kutiduri di rumah, dan cahaya lampu putih
               dan kuning yang tampak harmonis, gila!

               Tuan Ardi adalah pengusaha ternama, bergerak di bidang
               advertising,  usianya  masih  sekitar  40-an,  terlihat
               berwibawa dan badannya tegap, berisi ibaratnya model
               cover majalah kebugaran. Istrinya, nyonya Ratih adalah
               wanita  yang  terlihat  sederhana,  berambut  pirang
               sebahu, berusia sekitar 30-an dan berbicara sangat sopan
               kepada semua orang. Putri mereka, Siska, usianya sekitar
               14 tahun dan masih duduk di bangku SMP. Aku lupa satu
               orang lagi, mbak Sarti, pelayan di rumah ini yang telah
               mengabdi sejak Siska lahir. Usianya sekitar 50-an, sebagai
               yang  tertua  tetapi  masih  sangat  cekatan  mengurus
               rumah sebesar ini.

               Aku  menjalankan  tugasku  sebagai  supir  dengan  cukup
               baik, mengantar dan menjemput tuan Ardi ke kantor, ke
               rumah,  lalu nyonya  Ratih  ke tempat  ia  berbelanja dan
               menungguinya ketika perawatan di salon, lalu mengantar
               dan  juga  menjemput  Siska  di  sekolahnya.  Seminggu
               pertama  tampak  normal,  dan  aku  belajar  terbiasa
               dengan irama kegiatan mereka.

               Hingga  pada  suatu  malam,  pada  saat  aku  menunggui
               tuan  Ardi  di  parkiran  sebuah  hotel  mewah  di  mana  ia

                                                                    64
   62   63   64   65   66   67   68   69   70   71   72