Page 398 - test yy
P. 398

BAB 18 : ESENSI KEPENGAWASAN (SUPERVISI) DALAM PENDIDIKAN    391


                      mengarahkan,  mengawasi,  dan  memimpin  tindakannya.
                      Sumber  dari  pengawasan  diri  ini  adalah  tujuan  dan  aspirasi
                      individual  seseorang.  Standar  atau  kriterianya  adalah  tujuan

                      dan  aspirasi  individual  seseorang.  Standar  atau  kriterianya
                      adalah  harapan  atau  ekspketasi  dirinya,  artinya  keberhasilan
                      dan  kegagalan  tindakan  seseorang  adalah  sesuai  tindak  hasil
                      kegiatan dengan harapan dari imbalan.  Dari pengesahan diri
                      adalah  kepuasan,  kebanggaan,  percaya  diri.  Dan  sebaliknya
                      seseorang akan menjadi kecewa, putus asa, frustasi, patah hati
                      dan hilang semangat karena kegagalan.
                   1.  Kajian Konsep Supervisi Pendidikan

                           Supervisi  pendidikan  adalah  pengawasan  profesional
                      dalam  bidang  pendidikan,  dijalankan  berdasarkan  kaidah-
                      kaidah  keilmuan.  Pengawasannya  dilakukan  terhadap
                      manusia yang menyelenggarakan kegiatan pendidikan. Posisi
                      dan  kedudukan  pengawas  lebih  “tinggi”  dari  orang  yang
                      diawasinya.  Pengawasan  profesional  menuntut  kemampuan
                      ilmu  pengetahuan  yang  mendalam  serta  kesanggupan  untuk

                      melihat  sebuah  peristiwa  pembelajaran  dengan  tajam.  Ia
                      memahami  pembelajaran  berdasarkan    kontektual  fenomena
                      akademik. Sebuah kejadian dalam pendidikan dipelajari secara
                      ilmiah,      diteliti    keterhubungannya,         keterkaitannya,
                      kegunaannya, apa, mengapa dan bagaimana.
                              M.  Rifai  mengemukakan  bahwa  supervisi  merupakan
                      pengawasan  yang  lebih  profesional  dibandingkan  dengan

                      pengawasan       umum       karena    perkembangan       kemajuan
                      pendidikan  yang  membutuhkannya,  yaitu  pengawasan
                      akademik  yang  mendasarkan  kepada  kemajuan  ilmiah.
                      Pendekatannya bukan lagi pengawasan manajemen biasa yang
                      bersifat  “in  human”  melainkan  menuntut  kemampuan
                      profesional  yang  demokratis  dan  humanistik  oleh  para

                      pengawas dalam melaksanakannya.
                      Karena kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, diperlukan
                      pengawasan       yang    lebih   profesional,    yang    menuntut
   393   394   395   396   397   398   399   400   401   402   403