Page 25 - Toponim Magelang_Final
P. 25

12         Toponim Kota Magelang












                                  memungut pajak penjualan, dan lainnya. Selain itu, bidang sarana  dan prasarana
                                  wajib dikembangkan pemerintah gemeente. Contohnya, membangun penerangan dan
                                  perbaikan jalan raya, penyediaan dan pemeliharaan taman kota, pembuatan jembatan,
                                  lapangan, dan sebagainya.

                                  Periode 1926 pemerintah kolonial menelurkan regulasi Stadsgemeente Ordonnantie yang
                                  termaktub dalam Staatsblad No.365. Regulasi ini berisi peningkatan hak pengaturan
                                  wilayah sepenuhnya dari wilayah  gemeente menjadi  stadsgemeente. Perbedaan status
                                  itu terletak pada hak otonomi dalam  mengatur wilayah kota. Dengan demikian,
                                  Magelang pada tahun 1929 resmi bersalin menjadi stadsgemeente, dan berhak mengatur
                                  wilayahnya sendiri, serta berhak menerbitkan kebijakan dan aturan yang digunakan
                                  untuk mengatur wilayahnya itu. Peresmian Magelang menjadi sebuah staadsgemeente
                                  ditandai dengan penyerahan sertifikat berdasarkan Keputusan No. 5 oleh Gubernur
                                                                    27
                                  Hindia Belanda tanggal 22 Januari 1935.  Penyerahan sertifikat ini sekaligus dibarengi
                                  peresmian Lambang Kota Magelang sebagai identitas Magelang.

































                                  Bila dicermati Lambang Kota Magelang, tampak bahwa lambang itu mencerminkan
                                  beberapa kondisi di daerah Magelang. Paku hitam menyimbolkan Gunung Tidar sebagai


                                  27  Wahyu Utami dan Vini Widianingsih. Hal-hal yang Menarik dari Magelang. Terjemahan dari H.J.
                                  Sjouke, Watenswaardigheden van Magelang. (1935).
   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30