Page 8 - Sinar Tani Edisi 4113
P. 8
8 Edisi 3 - 9 Desember 2025 | No. 4113 Tahun LVI LIP U T AN KHUSUS
99 TAHUN
SOEDJAI
KARTASASMITA
Bagi dunia
perkebunan, tanggal 10
Desember merupakan
hari yang sakral.
Tanggal tersebut
diperingati sebagai
Hari Perkebunan
Nasional. Peringatan
Hari Perkebunan ke-
68 tahun ini menjadi
momentum pengingat Perkebunan menjadi bagian 2025, Pak Djai merayakan ulang menghubungkan masa lalu dengan
jasa pejuang hidup Pak Djai hingga menjelang tahun ke-99. masa depan, selain membuat
perkebunan. Salah pensiun sebagai Sekretaris Eksekutif Di Mata Keluarga dan Pelaku museum, bisa melalui buku.
Dewan Gula Indonesia dan Staf Ahli
“Saya tahu perjalanan beliau,
satunya jasa seorang Menteri Pertanian. Bahkan dimasa Usaha kalau beliau datang ke Sumatera
Bagi keluarga, menurut Ahmad
Begawan Perkebunan pensiun ternyata Pak Djai tetap Suherman Kartasasmita, Pak Djai pertama kali tahun 1950-an dari
Perkebunan Mira Mare di Garut
mencurahkan pikirannya di dunia
Indonesia, Dr (Hc) perkebunan. bukan hanya sebagai seorang ke perkebunan Marjani di Medan.
Soedjai Kartasasmita. Terbukti dirinya mendapat Begawan Perkebunan, tapi tokoh Bahkan ada peninggalan lukisan Pak
amanah sebagai Ketua Umum besar, pemimpin sejati, dan sosok Djai seorang perempuan muda dan
Gabungan Perusahaan Perkebunan ayah bukan hanya untuk keluarga, cantik saat bertugas di Perkebunan
Indonesia (GPPI), Ketua bidang tapi bapak untuk banyak orang, baik Marjani,” tuturnya.
iapa yang tak kenal Perkebunan di KADIN, Ketua Asosiasi para sahabat dan generasi muda. Namun lanjut Abdul Ghani, satu
dengan Pak Djai, sapaan Pengusaha Indonesia (Apindo) dan “Pak Djai adalah seorang bapak yang hal yang perlu dipahami semua
akrabnya. Pria yang lahir menjadi Komisaris Utama PT Duta bijaksana, teguh memang prinsip orang bahwa Pak Djai adalah orang
26 November 1926, kini Karya Swasta penerbit Tabloid Sinar dan hadir dalam memberikan arah, yang pertama kali perintis plasma
telah berusia 99 tahun dan Tani. serta sebagai teladan,” ujarnya. dan perkebunan rakyat. Padahal
Sterus mendedikasikan Dengan berbagai kiprahnya di Bukan hanya itu ungkap Ahmad, saat itu tidak ada anggaran dari
dirinya bagi kemajuan perkebunan dunia perkebunan membuat Pak Pak Djai adalah seorang pemimpin pemerintah. Waktu itu Pak Djai
Indonesia. Jejak karirnya di dunia Djai mendapatkan penghormatan yang mmepunyai karakter yang menghubungi LSM di Jerman Barat
perkebunan cukup panjang. sebagai Begawan Perkebunan kuat dan mempunyai komitmen untuk mendanai perkebunan di
Meninggalkan dinas kemiliteran Indonesia. Puncak penghargaan yang besar dalam pembangunan Pasaman Barat.
tahun 1950, Soedjai muda memilih datang pada 27 Mei 2024, Pak perkebunan. Karena itu, tidak salah “Itulah kesuksesan pertama kali
berkarir di perkebunan mengikuti Djai menerima penghargaan jika dunia perkebunan menjadikan kolaborasi perusahan dan rakyat
jejak calon mertua, R. Soewarno. penghormatan Doctor Honoris Causa Pak Djai sebagai Begawan dibangun perkebunan di Pasaman
Bahkan saat bertugas di Perkebunan (Dr. Hc) dari Universitas Sumatera Perkebunan Indonesia. Dalam dunia Barat,” ujarnya. Dari keberhasilan
Marjani, Pak Djai sempat akan Utara. perkebunan sawit, gula, teh dan tersebut, menurut Abdul Ghani,
ditembak gerombolan PRRI pada Gelar ini tercatat di Rekor MURI karet, Pak Djai menjadi rujukan dunia Pemerintah Presiden Soeharto
28 Oktober 1958. (Museum Rekor Indonesia) sebagai usaha perkebunan. menginisiasi perkebunan inti-plasma
penghargaan dunia dalam bidang “Bagi kami yang lebih berharga sawit dan karet di seluruh Indonesia.
seni dan budaya, sekaligus sebagai adalah hati dan kasih sayangnya Abdul Ghani pun mengakui
Begawan Perkebunan Indonesia di kepada semua keluarga, anak, menjadikan Pak Djai sebagai inspirasi
usia 97 tahun. Sebuah penghargaan menantu, cucu dna buyut. Beliau dalam berkarir dan setiap aktifitas
di usia senja yang tak mudah bisa adalah sosok yang hangat dan di dunia perkebunan, khususnya
dicapai orang lain. cintanya kepada keluarg tanpa syarat planter. “Kami membedakan nilai-
Di luar aktivitasnya sebagai menjadi warisan yang tak ternilai,” nilai planter dengan profesional.
seorang perkebunan, diam- tutur Ahmad. Kalau profesional adalah rasional dan
diam Pa Djai mempunyai Sementara itu, Mohammad logika. Kalau planter adalah cinta.
keahlian di bidang fotografer. Abdul Ghani, Director Plantation Jadi cinta terhadap perkebunan
Bahkan ia aktif di berbagai and Agriculture Danantara (PT Daya dan karyawan menjadi sumber
komunitas fotografi. Anagata Nusantara) menilai, meski nilai dalam bekerja agar lebih baik,”
Misalnya, Ketua Umum JPS selisih umur cukup jauh hampir 33 ungkapnya.
(Jakarta Photografhers tahun, tapi interaksi dengan Pak Djai Bagi Rachmad Gunadi, Ketua
Society), Ketua Leica Club cukup tinggi. “Saya mulai interaksi Umum Dewan Teh Indonesia, selama
dan pemilik Galeri Cahya. dengan Pak Djai tahun 2000-an. Saat memimpin organisasi teh, sosok
Ternyata hobi itu saya mengikuti KMPL dan Pak Pak Djai lah yang membawa dirinya
ini menurut Pak Djai selalu memberikan insprirasi. bertemu dengan berbagai pejabat
Djai, sebagai cara Satu hal yang saya terkesan adalah di Indonesia dan relasi per-teh-
menyeimbangkan selalu mengajarkan values dari an internasional. Bahkan Pak Djai
hidup dari tekanan planters,” katanya. masih tetap memberikan saran dan
penkerjaan yang Karena itu Abdul Ghani masukan bagi pelaku usaha teh di
berat. Terbukti menceritakan, ketika dirinya menulis Indonesia, meski melalui Whatsapp
dengan gaya buku values seorang planters saat Grup Teh Indonesia. “Pak Djai,
hidup sehat dan masih menjabat di PTPN Medan kami mendoakan agar bapak tetap
menyeimbangkan dengan terinspirasi dari Pak Djai. Sebab, membimbing kami dengan cara
hobi fotografi, pada 26 November Pak Djai selalu mengatakan untuk bapak,” ujarnya. Yul

