Page 105 - ORASI ILMIAH PROF. DR. POPPY ANDI LOLO SH. MH.
P. 105
104
Kalimatan Barat, dan Sulawesi Utara; mereka bermigrasi ke daerah yang
kelihatannya menjanjikan kehidupan atau lapangan pekerjaan yang lebih
baik. Selain itu juga, sejak kebijakan pemerintah dalam pembangunan
ekonomi menggariskan untuk lebih mengutamakan ekonomi berbasis Industri
daripada ekonomi berbasis agraris, struktur produksi juga mengalami
perubahan. Produksi pertanian terus berkurang, proses penyempitan
lahan pertanian berjalan sangat cepat, dan kebutuhan tenaga kerja di
pedesaan semakin berkurang. Sementara di sisi lain, produksi di bidang
industri terus meningkat seiring pembangunan berbagai pabrik di kota. Ini juga
menjadi penarik terjadinya migrasi penduduk dari pedesaan ke perkotaan.
Kenyataan menunjukkan bahwa kebutuhan tenaga di sektor industri yang
terus bertambah tersebut sulit diisi oleh sebagian penduduk Indonesia dari
pedesaan, karena rendahnya pendidikan dan kurang mendapat peluang
ekonomi. Kebijakan internasional globalisasi ekonomi, juga berarti globalisasi
pasar kerja yang membuka peluang adanya permintaan dan pemenuhan
pasokan tenaga kerja dengan upah murah. Didukung oleh kemajuan
teknologi transportasi, proses migrasi dari satu negara ke negara lain semakin
pesat. Terutama sejak dibukanya kebijakan pengiriman tenaga kerja ke luar
negeri pada Tahun 1980-an. Sebagaimana layaknya pasar, maka pasar
kerja global menemukan dua kepentingan, yaitu tingginya angka pencari
kerja dengan sumber daya manusia yang rendah karena rendahnya tingkat
pendidikan dan tingginya permintaan dari luar negeri terhadap tenaga
murah dan di sektor domestik dan sektor informal yang tidak membutuhkan