Page 109 - ORASI ILMIAH PROF. DR. POPPY ANDI LOLO SH. MH.
P. 109

108







                        Hasil  ini  sesuai  hasil  wawancara  dengan  informan  kunci  yang  menyatakan


                        bahwa  ”pendapatannya  lebih  banyak  dengan  melakukan  pelacuran

                        dibandingkan dengan sebagai pembantu rumah tangga.  Uang yang diperoleh

                        ada  yang  dikirimkan  kepada  orang  tua  di  kampung”     105   (lampiran  foto1).


                        Ralitas ini merupakan faktor pendorong yang memicu orang terjerumus dalam


                        kejahatan.


                               Faktor  kriminogen  lain  adalah  berkaitan  dengan  tingkat  pendapatan.

                        Pendapatan  di  beberapa  Propinsi  Indonesia  memiliki  yang  signifikan  untuk

                        meningkatkan  potensi  migrasi  yang  tinggi  dan  berpeluang  meningkatkan


                        wilayah  atau  daerah  pengirim  yang  besar  bagi  migrasi dan perdagangan

                        orang. Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) untuk bulan September  Tahun


                        2000  memperlihatkan  bahwa  Propinsi  Jawa  Tengah,  Jawa  Timur,  dan

                        Sulawesi Utara memiliki median pendapatan jauh di bawah rata-rata nasional


                        Rp78.000,00  per minggu  masing-masing  di  level  Rp.  57.900,-  Rp.  47.300,-

                        dan  Rp.  58.500,- 106 .  Median  penghasilan  suatu  Propinsi  merupakan  ukuran


                        kemiskinan, angka-angka ini menunjukkan bahwa ketiga Propinsi ini mungkin

                        mengalami  tingkat  kemiskinan  yang  lebih  buruk  dibandingkan  dengan


                        daerah-daerah  lain  di  Indonesia   107 .    Berdasarkan  Badan  Pusat  Statistik

                        (BPS),  Sumatra  Utara  dan  Jawa  Barat,  terkenal  sebagai  daerah  pengirim

                        besar untuk  perdagangan  orang, memiliki  median  pendapatan  jauh  di atas


                        rata-rata nasional, masing-masing sebesar Rp. 95.500,- dan Rp. 90.300,- per



                               105   Wawancara  dengan  informan  kunci  pada  Panti  Rehabilitasi  Mattirodeceng
                        Makassar, 2010 (Lampiran Foto ).
                               106  Ibid.
                               107  Hasil penelitian, Hj. Henny, Op.cit, 169.
   104   105   106   107   108   109   110   111   112   113   114