Page 119 - ORASI ILMIAH PROF. DR. POPPY ANDI LOLO SH. MH.
P. 119

118







                        dapat  dibangun  suatu  konstruksi  berpikir  kriminologis  bahwa  tidak  ada


                        tingkah  laku  yang  diturunkan  berdasarkan  pewarisan  dari  orang  tuanya,

                        meskipun dalam teori kriminologi modern masih ada yang menganut bahwa


                        kejahatan  bagian  dari  keturuan  (genetik).  Dengan  kata  lain,  pola  perilaku

                        jahat tidak diwariskan, tetapi dipelajari melalui pergaulan yang akrab.  Teori


                        yang dikemukakan oleh Sutherland ini terdiri atas sembilan proposisi, yaitu

                        sebagai berikut :


                     1. Perilaku kejahatan itu dipelajari, tidak diwarisi, sehingga tidak mungkin ada

                        orang jahat secara mekanis.


                     2. Perilaku  kejahatan  itu  dipelajari  dalam  interaksi  dengan  orang  lain  dalam

                        suatu  proses  komunikasi.  Komunikasi  tersebut  terutama  dapat  bersifat

                        lisan ataupun menggunakan bahasa tubuh.


                     3. Bagian  yang  terpenting  dari  perilaku  kejahatan  yang  dipelajari,  diperoleh

                        dalam kelompok pergaulan yang akrab.


                     4. Apabila tingkah laku itu dipelajari, maka yang dipelajari termasuk:

                        a. cara melakukan kejahatan itu baik yang sulit maupun yang sederhana;


                        b. motif, dorongan-dorongan, alasan-alasan pembenaran, dan sikap.

                     5. Arah dan motif dorongan itu dipelajari melalui definisi-definisi dari peraturan


                        hukum.  Dalam  suatu  masyarakat,  kadang  seseorang  dikelilingi  orang-orang

                        yang  secara  bersamaan  melihat  apa  yang  diatur  dalam  peraturan  hukum


                        sebagai  sesuatu  yang  diperhatikan  dan  dipatuhi,  namun  kadang  dikelilingi

                        orang-orang yang melihat aturan hukum sebagai sesuatu yang memberikan

                        peluang dilakukannya kejahatan.
   114   115   116   117   118   119   120   121   122   123   124