Page 126 - ORASI ILMIAH PROF. DR. POPPY ANDI LOLO SH. MH.
P. 126
125
pemenuhan nafsu seksual laki-laki. Stigma ini semakin menempatkan
perempuan dalam posisi yang sangat rentan terhadap eksploitasi seksual
oleh laki-laki yang terkonstruksi secara sosial dalam masyarakat. Dampak
selanjutnya adalah terbentuknya opini bahwa dengan maraknya kampanye
bahaya HIV/AIDS yang umumnya menimpa perempuan desa, sehingga
setiap orang menghindar dari seks tidak aman, sehingga laki-laki lebih
mencari anak-anak, sehingga anak-anak korban eksploitasi seksual
karena dianggap relatif bersih dan lebih kecil risikonya terinfeksi penyakit
tersebut. Dalam Kompas, 16 Oktober Tahun 2002 disebutkan bahwa Kasus
Lelang Perawan di Sabah Malaysia mengungkapkan bahwa para laki-laki
tidak bermoral rela mengeluarkan uang 5.000 ringgit untuk memperoleh
seorang anak perawan 123 . Sampai saat ini, sudah terjadi perubahan
terhadap peran perempuan yang didukung pemerintah. Perempuan
sudah banyak yang berhasil dalam pendidikan yang tinggi dan bekerja
dengan menduduki posisi yang strategis. Akan tetapi, kesempatan ini
hanya dirasakan oleh golongan menengah ke atas, sementara golongan
bawah terutama di pedesaan masih terbatas untuk mengikuti pendidikan
yang tinggi. Hal ini karena lembaga pendidikan, yaitu sekolah masih
dirasakan mahal. Kondisi ini bertambah parah karena masih ada ungkapan
di masyarakat bahwa perempuan tidak usah sekolah tinggi karena pada
akhirnya hanya ke dapur dan mengurus suami dan anak sehingga kebutuhan
pendidikan bagi anak perempuan akhirnya tetap terabaikan. Faktor ini secara
123 Ibid.