Page 131 - ORASI ILMIAH PROF. DR. POPPY ANDI LOLO SH. MH.
P. 131
130
kerja paksa atau pelayanan paksa, perbudakan, praktek serupa perbudakan,
perhambaan dan peralihan organ. Perbuatan-perbuatan tersebut merupakan
pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) karena setiap orang tidak boleh
dipaksa untuk melakukan apa yang telah menjadi miliknya (Teori Hugo De
Groot dan John Locke). Jika pelaku perbuatan pelaku memenuhi unsur
tersebut, maka perbuatannya sudah dapat digolongkan telah melakukan
kejahatan kemanusiaan (Crime against humanity) yang dari rekonstruksi
tersebut dapat dirumuskan kebijakan pidana (criminal policy) yang secara
normatif akan melahirkan kaidah hukum yang menempatkan kejahatan
perdagangan orang menjadi kejahatan biasa juga disebut extra ordinary
crime. Jika dianalisis secara teks konvensi, maka muatan kriminalisasi
kejahatan atau delik tersebut dalam konvensi tidak disebut secara tegas
kualifikasinya sebagai kejahatan luar biasa, karena sesuai dengan
paradigma hukum pidana bahwa penetapan suatu perbuatan termasuk
kualifikasinya harus secara tegas disebut dalam hukum tertulis (hukum
positif) sehingga menjadi acuan bersama. Meskipun demikian, penyebutan
secara limitatif dan tegas unsur-unsur yang sama maknanya dengan prinsip-
prinsip pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) dan apabila menggunakan
asas-asas umum, penafsiran sistematik dan realitas perdagangan orang
baik secara nasional dan internasional maka kualifikasi kejahatan perdangan
orang dapat dijadikan acuan kriminalisasi perbuatan sebagai kejahatan luar
biasa.