Page 237 - S Pelabuhan 15.indd
P. 237

ATLAS  PELABUHAN-PELABUHAN  BERSEJARAH  DI  INDONESIA







            dihancurkan oleh VOC. Peperangan yang terjadi kemudian pada pertengahan abad

            ke-18 antara Kerajaan Bone melawan Kerajaan Gowa-Tallo dan Kerajaan Wajo juga
            makin menambah besar jumlah penduduk yang mengungsi. Namun para pengungsi
            Makasar dan Bugis generasi awal telah beradaptasi dengan baik di  lingkungan
            barunya. Kebanyakan orang Bugis kemudian menetap di wilayah kepulauan Riau

            dan Semenanjung Malaya, sementara orang Makasar di Jawa dan Madura. Sedangkan
            dalam jumlah kecil mereka menyebar hampir di seluruh wilayah kepulauan Indonesia.
            (Andaya 1995:120-121)


            Dalam proses awal adaptasi, Andaya melihat bahwa para pengungsi Makasar awalnya
            mengalami  kegagalan karena sifat mereka terus memusuhi VOC, sehingga di Jawa
            Timur, Karaeng Galengsung dan pengikutnya, mendukung pemberontakan Trunojoyo

            melawan Mataram dan VOC, yang pada akhirnya mengalami kekalahan pada tahun
            1679. Hal yang sama juga terjadi di Banten  ketika Karaeng Bontomarannu tiba di
            Banten dengan 800 orang pengikutnya dan mendapatkan tempat tinggal dari Sultan
            Banten, sampai kemudiaan ditinggalkan akibat perang antara  VOC dan Banten

            tahun 1680. (Andaya 1995:121-125)

            Sebaliknya menurut Andaya, para pengungsi dari Bugis tidak memposisikan sebagai

            musuh VOC dengan tidak mendukung  perlawanan penguasa setempat terhadap
            VOC. Sehingga orang-orang Bugis ini relatif tidak dicurigai oleh  VOC. Para
            bangsawan Bugis dan pengikutnya yang berada di tanah Semenanjung Malaya justru
                                                                                         Perahu Padewakang, Makasar
            diminta bantuan oleh Sultan Johor, Abd
            al-Jalil untuk melawan saingannya, Raja

            Kecik, yang ingin merebut tahta dengan
            bantuan Orang Laut. Setelah musuhnya
            berhasil dikalahkan, Sultan memberikan

            daerah kepulauan Riau sebagai tempat
            tinggal orang-orang Bugis. Pada abad ke-
            18, para bangsawan Bugis ini kemudian
            membentuk kerajaan yang otonom  di
            kepulauan Riau. (Andaya 1995:125-128)


            Dampak lain yang terjadi pada abad ke-18
            adalah munculnya jaringan perdagangan

            laut antara kepulauan Riau dan Sulawesi                                                            225
   232   233   234   235   236   237   238   239   240   241   242