Page 240 - S Pelabuhan 15.indd
P. 240

kebijakan terbuka untuk pedagang asing sebagaimana

                                                               kerajaan Malaka pada dua abad sebelumnya.

                                                               Para pedagang Melayu, Portugis, pedagang lokal,

                                                               pedagang Denmark, dan Inggris, semuanya terlibat
                                                               aktif dalam perdagangan tekstil India dengan rempah-
                                                               rempah Maluku yang harus berhadapan dengan sistem
                                                               monopoli VOC.






            Pelabuhan Makasar abad ke-17                       Dasar-dasar kemajuan ekonomi Makassar tidak hanya
                                     faktor strategis sebagai entrepot yang menghubungkan kawasan Laut Jawa, Selat
                                     Makassar, Laut Sulawesi, Laut Banda, dan jaringan lokal lainnya serta perdagangan
                                     jarak jauh dengan Cina, India dan Eropa, tetapi juga sebagai produsen komoditi

                                     perdagangan penting, terutama beras. Jangkauan jaringan perdagangannya telah
                                     mencapai hampir seluruh kawasan Nusantara, Australia Utara, kepulauan Filipina,
                                     Makao, Cina, dan beberapa kota pelabuhan di Semenanjung Malaya.


                                     Sebagai masyarakat yang bersifat pluralistik (karena terdiri dari banyak sukubangsa,
                                     ras dan agama), sistem politik di Makassar cukup terbuka dalam mengakomodasikan
                                     berbagai kepentingan untuk kemajuan perdagangannya. Keterbukaan ini juga bisa

                                     dilihat dari kesediaan penguasa setempat untuk menerima apa yang dalam masyarakat
                                     modern di sebut sebagai ‘modernisasi’. Mereka berusaha untuk mendapatkan kemajuan
                                     dari teknologi dan hal-hal baru yang dipandang bermanfaat dari orang-orang asing
                                     yang datang di Makassar. Dua tokoh terkenal yang memiliki sikap progresif seperti ini

                                     adalah Karaeng Matoaya dan Pattingaloang. Mereka mampu menyerap pengetahuan
                                     para pendatang di Makassar. Keduanya mampu menguasai teknik pembuatan kapal
                                     Eropa dan Cina, pembuatan dan penggunaan ‘peta nautis’ yang waktu itu sudah
                                     lazim digunakan pelaut Eropa, dan mencetak uang logam.


                                     Masa pemerintahan Matoaya (1593-1610) juga merupakan periode ketika Makassar
                                     mengadopsi Islam. Dari satu sisi, Islamisasi di Makassar merupakan bagian dari politik
                                     pembangunan perdagangan yang sangat jenius, sebab sebagian besar perdagangan

                                     di Nusantara waktu itu berada di tangan orang-orang Islam. Sudah barang tentu
                                     pengadopsian unsur budaya asing bukan hanya untuk kepentingan mode dan
      228
   235   236   237   238   239   240   241   242   243   244   245