Page 243 - S Pelabuhan 15.indd
P. 243

ATLAS  PELABUHAN-PELABUHAN  BERSEJARAH  DI  INDONESIA







            dapat mengangkut barang sebanyak 7-15 koyang (14-30 ton) dengan awak kapal

            8-13 orang, jenis kedua, palari, jenis yang lebih kecil dari padewakang yang mampu
            memuat 4-5 koyang (8-10 ton) barang dengan awak kapal sejumlah 6 orang, ketiga,
            pinisi yang merupakan adaptasi dari jenis kapal schoener, mampu mengangkut 3-5
            koyang (6-10 ton) dengan awak kapal 6 orang, dan terakhir perahu pakoer, jenis ini

            sering dipakai untuk menangkap ikan dengan muatan 30-40 pikul dan diawaki oleh
            5 orang (Vuuren 1917).  Dengan kapal-kapal inilah mereka melakukan perdagangan
            dengan bagian-bagian wilayah Maluku Nusa Tenggara untuk dibawa ke Makasar dan
            juga ke Singapura, pelabuhan dagang yang ramai dibangun Inggris pada tahun 1819.


            Pelayaran  para pelaut Bugis-Makasar juga merambah daerah-daerah di sebelah selatan
            Sulawesi.. Kapal-kapal mereka seringkali berlayar ke kepulauan Nusa Tenggara untuk

            membeli kayu cendana, kayu sapan, lilin, kuda, dan tripang. Daerah Nusa Tenggara,
            daerah Bima dan Manggarai merupakan daerah taklukan Kerajaan Gowa-Tallo sejak
            abad ke-16, terutama Kerajaan Bima, namun kekuasaan politik Kerajaan Gowa ini
            hancur bersamaan dengan kekalahan Gowa melawan VOC dalam perang Makasar

            (1666-1669).  Meskipun begitu pada abad-abad selanjutnya Nusa Tenggara tetap
            menjadi daerah tujuan perdagangan laut yang dilakukan oleh orang-orang Makasar
            dan juga Bugis. Keterlibatan para pedagang Makasar dan Bugis itu tidak dapat
            disangkal telah membangkitkan dinamika perdagangan di Nusa Tenggara sampai

            abad-abad berikutnya (Parimartha 2002).























                         Pelabuhan Makasar pada 1890                Mercusuar di Pelabuhan Makasar awal abad ke-20





                                                                                                               231
   238   239   240   241   242   243   244   245   246   247   248